SAYA MOHON MAAF JIKA DI DALAM BLOG SAYA TERDAPAT KESALAHAN DAN KEKURANGAN DALAM MEYAMPAIKAN KARNA SAYA JUGA MANUSIA YANG TIDAK LEPAS DARI KESALAHAN BAGI PENGUNJUNG MOHON KRITIK DAN SARANNYA UNTUK SAYA

Monday, April 27, 2015

Sabda Rasulullah Tentang Ikhtilat






Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah salah seorang di antara kalian berkhalwat (berdua-duaan) dengan seorang wanita karena sesungguhnya setan menjadi orang ketiga di antara mereka berdua.” (H.r. Ahmad, 1:18; Ibnu Hibban (lihat Shahih Ibnu Hibban, 1:463); At-Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Aushath, 2:184; Al-Baihaqi dalam Sunan Al-Baihaqi, 7:91; dinilai shahih oleh Syekh Al-Albani dalam Ash-Shahihah, 1:792, no. 430)

Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka janganlah ia berkhalwat (berdua-duaan) dengan seorang wanita tanpa ada mahram wanita tersebut karena setan menjadi orang ketiga di antara mereka berdua.” (H.r. Ahmad dari hadits Jabir, 3:339; dinilai shahih oleh Syekh Al-Albani dalam Irwaul Ghalil, jilid 6, no. 1813)

Dari Ibnu Abbas, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah seorang laki-laki berkhalwat (berdua-duaan) dengan seorang wanita, kecuali jika bersama dengan mahram wanita tersebut.” Lalu seseorang pun berdiri dan berkata, “Wahai Rasulullah, istriku keluar untuk berhaji; aku  telah mendaftarkan diriku untuk berjihad pada perang ini atau itu.” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Kembalilah dan berhajilah bersama istrimu!” (H.r. Al-Bukhari, no. 5233; Muslim, 2:975)

Al-Munawi berkata, “(Maksudnya) yaitu setan menjadi penengah (orang ketiga) di antara keduanya, dengan cara membisiki mereka (untuk melakukan kemaksiatan), menjadikan syahwat mereka berdua bergejolak, menghilangkan rasa malu dan sungkan dari keduanya, serta menghiasi kemaksiatan hingga tampak indah di hadapan mereka berdua. Sampai akhirnya, setan pun menyatukan mereka berdua dalam kenistaan (yaitu berzina) atau minimal menjatuhkan mereka pada perkara-perkara yang lebih ringan dari zina –yaitu perbuatan yang menjadi jalan pembuka zina– yang hampir saja menjatuhkan mereka dalam perzinaan.” (Faidhul Qadir, 3:78)

Permasalahan ini kadang dianggap remeh oleh sebagian orang. Ada yang berpendapat, “Yang penting ‘kan tidak melakukan hubungan layaknya suami-istri … yang penting ‘kan tidak bersentuhan ….” Bagaimana bisa mereka mengatakan seperti itu sedangkan zina itu tidak hanya pada kemaluan, melainkan hampir semua tubuh manusia dapat berzina! Wallahu a’lam.

Ikhtilath dengan berbagai macam bentuk dan modelnya adalah sebuah kemungkaran yang tidak dapat diperbolehkan, baik ikhtilath yang terjadi di antara kaum kerabat maupun di antara keluarga.

Kita perhatikan orang-orang keluar rumah menuju tempat-tempat rekreasi, seperti: pantai, tempat-tempat rekreasi, dan taman-taman bermain, sembari para wanita dalam rombongan itu memperlihatkan auratnya kepada orang-orang yang bukan mahramnya. Dari sinilah kemungkinan bahaya yang sangat bersembunyi. Demikian samar itu semua, sehingga api syahwat akan terpercik dan membesar, lalu nafsu yang sakit akan semakin menyala-nyala.

Oleh sebab itu, hendaklah setiap muslim waspada dan berhati-hati, serta selalu memiliki rasa cemburu terhadap orang-orang yang menjadi mahramnya. Jangan sampai mereka mengadakan piknik-piknik dan rekreasi yang terlarang. Selain itu, hendaklah berpegang teguh kepada aturan syariat yang mulia ini, baik dalam perkataan maupun perbuatan.

Orang yang benar-benar memperhatikan dan mengawasi akan memahami bahwa ikhtilath adalah salah satu penyebab terjerembabnya manusia ke dalam perangkap setan.

Betapa banyak mata memandang hal-hal yang haram, kemudian setan menghiasinya! Ini terjadi gara-gara ikhtilath.

Betapa banyak percintaan yang keji nan nista terjadi di antara para remaja karena ikhtilath!

Betapa banyak nomor telepon diberikan tanpa keperluan syar’i kepada lawan jenis yang bukan mahram, tidak lain karena ikhtilath!

Betapa banyak tulisan-tulisan murahan di tulis di tempat-tempat tersebut, tidak lain karena ikhtilath!

Lantas, masihkah seorang hamba Allah dianggap memiliki akal sehat jika tempat-tempat tersebut menjadi tujuan yang selalu dikunjungi?

Jika engkau masih menjaga diri dan jiwamu, lantas apakah dosa yang akan didapatkan oleh orang yang bergabung bersamamu dalam rekreasi tersebut, dari kalangan remaja pria dan wanita? Tanyakanlah pertanyaan ini kepada diri kita sendiri dengan penuh keterbukaan ….

Ikhtilath adalah sebuah keburukan, bencana dan fitnah. Karenanya, hendaklah kita tutup semua pintu ikhtilath dan menjauhkan diri dari tempat-tempat ikhtilath dan syubhat tersebut.

Dari shahabat Nu’man bin Basyir radhiallahu ‘anhuma, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘allaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya, perkara yang halal sudah jelas kehalalannya dan perkara yang haram juga sudah jelas keharamannya. Di antara keduanya ada perkara syubhat (rancu, tidak jelas hukumnya); hal ini tidak diketahui oleh kebanyakan manusia. Dengan demikian, barang siapa yang menjaga dirinya dari perkara syubhat itu, sungguh ia telah menjaga kehormatan dirinya. Barang siapa yang terjerumus ke dalam perkara syubhat maka sungguh ia telah terjerumus ke dalam perkara yang haram. Bagaikan seorang penggembala yang menggembalakan binatangnya di sekitar  kawasan terlarang, sehingga dikhawatirkan ia akan masuk ke tempat larangan itu. Ketahuilah, sesungguhnya setiap raja memiliki larangan, dan ketahuilah bahwa larangan Allah Ta’ala adalah perkara yang diharamkan-Nya. Ketahuilah, bahwa di dalam setiap tubuh ada segumpal daging. Jika daging ini jelek maka seluruh tubuh akan ikut jelek. Ketahuilah, segumpal daging yang dimaksud tersebut adalah hati.” (H.r. Al-Bukhari, no. 52 dan 2051; Muslim, no. 1599 [107])

Wahai lelaki muslim, hendaknya kita menjaga diri dan keluarga kita karena kita semua akan dimintai pertanggungjawaban tentang mereka, kelak pada hari kiamat.

Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَاراً وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang berbahan bakar manusia  dan batu; penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar, keras, tidak mendurhakai perintah Allah kepada mereka, dan selalu mengerjakan setiap hal yang diperintahkan.” (Q.s. At-Tahrim: 6)

Baca juga Sabda Raulullah yang lainya disini
Lemahnya sikap cemburu
CINTA KARNA ALLAH
Apa itu Ikhtilat
HUKUM MENENGARKAN MUSIK DAN NYANYIAN

No comments:

Post a Comment