SAYA MOHON MAAF JIKA DI DALAM BLOG SAYA TERDAPAT KESALAHAN DAN KEKURANGAN DALAM MEYAMPAIKAN KARNA SAYA JUGA MANUSIA YANG TIDAK LEPAS DARI KESALAHAN BAGI PENGUNJUNG MOHON KRITIK DAN SARANNYA UNTUK SAYA

Monday, August 30, 2021

PEMUDA PECINTA MASJID DAN IBLIS YANG BAIK HATI






Alkisah pada suatu hari dimasa pemerintahan Umar Bin Khatab  Radhiyallahu 'Anhu dikota Madinah. Seorang anak muda sudah bangun pagi-pagi untuk melaksanakan sholat subuh berjama’ah di Masjid Nabawi. Ia adalah seorang pemuda yang terkenal shalih dan hatinya senantiasa terpaut dengan masjid. 


Selepas membersihkan diri dan mengenakan pakaiannya, kemudian beliau berangkat ke masjid. Dalam perjalanannya ke masjid, ditengah jalanan yang gelap dan hawa yang dingin, tanpa disadari pemuda tersebut terjatuh kedalam genangan air kotor dan berlumpur sehingga pakaiannya menjadi kotor.


Karena merasa pakaiannya basah dan kotor, pemuda tersebut segera bangun dari genangan air dan membersihkan diri sekedarnya, kemudian pulang. Sesampainya di rumah, ia kembali membersihkan badannya dan mengganti pakaiannya, lalu berangkat kembali ke masjid.


Dalam perjalanan kembali ke Masjid Nabawi, karena jalanan begitu gelap, pemuda itu kembali terjatuh untuk kedua kalinya di tempat yang sama. Kemudian ia bangun untuk membersihkan diri dan  pulang kembali. Sesampainya di rumah, sekali lagi, dia mengganti pakaiannya lalu berangkat kembali ke masjid.


Dalam perjalanannya kembali ke Masjid Nabawi untuk melaksanakan sholat, dia bertemu dengan seorang kakek tua yang membawa lampu di jalan yang dilaluinya. Kemudian dia bertanya pada kakek pembawa lampu tersebut, “Dari mana anda?” dijawabnya, "Aku melihatmu terjatuh dua kali dalam perjalananmu ke Masjid Nabawi. Jadi aku membawakan lampu untuk menerangi jalanmu.” 


Pemuda itu mengucapkan terima kasih banyak pada kakek tua si pembawa lampu, lalu keduanya berjalan bersama ke masjid. Setibanya di masjid, pemuda itu mengajak kakek tua pembawa lampu untuk sholat Subuh berjama’ah dengannya, tetapi si kakek pembawa lampu menolaknya. Pemuda shaleh itu terus mengajaknya beberapa kali namun jawaban kakek pembawa lampu tersebut sama.


Akhirnya pemuda shalih tersebut bertanya mengapa dia tidak mau sholat bersamanya. Kakek si pembawa lampu menjawab, “Aku adalah Iblis”. Pemuda tersebut terkejut mendengar jawabannya. Iblis lalu melanjutkannya bahwa, “Aku melihatmu berangkat ke masjid Nabawi dan akulah yang membuatmu terjatuh”.


Lalu dia melanjutkan, “Ketika engkau pulang untuk membersihkan diri dan berangkat ke masjid, Allah Ta'ala, Tuhan yang Maha Lembut dan  Maha Pengasih memaafkan dan mengampuni semua dosa-dosamu. Lalu aku menjatuhkanmu sekali lagi, tapi engkau tidak tinggal dirumahmu, dan tetap berangkat kembali masjid. Karena itu, Tuhan penguasa alam semesta mengampuni semua dosa keluarga dan orang-orang yang tinggal dirumahmu. Aku khawatir jika aku menjatuhkanmu lagi, Tuhan Yang Maha Perkasa dan Maha Penyayang akan merahmati dan mengampuni dosa-dosa semua anggota penduduk di kampungmu, jadi aku memastikan engkau wahai pemuda shalih sampai ke masjid Nabawi tanpa terjatuh.”


Itulah kisah seorang pemuda shalih yang berusaha istiqomah melangkahkan kakinya menuju rumah Allah Ta'ala untuk beribadah kepadaNya. Kondisi terbatas dan cobaan yang menimpa tidak menyurutkan langkah dan niatnya untuk taat beribadah kepada Allah Ta'ala, Tuhan pencipta alam semesta.


Saudaraku yang semoga dirahmati oleh Allah Ta'ala, betapa seorang hamba yang meyakini bahwa perjalanan ke sebuah tempat untuk melakukan suatu ibadah adalah sebuah perjuangan dan kemuliaan, dia akan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk melakukan perjalanan dan perjuangan itu dengan maksimal meskipun cobaan dan rintangan mengadang.


Cintanya pada Allah Ta'ala mengalahkan lelahnya dan beratnya cobaan yang dia hadapi. Baik perjalanan ke masjid dalam rangka untuk sholat, perjalanan ke Baitullah untuk berhaji, perjalanan ke medan perang untuk berjihad, perjalanan mencari rizki untuk menghidupi keluarga  atau perjalanan ke majelis ilmu untuk menghadiri sebuah kajian ilmiah.


Semoga kita semua termasuk hamba-hamba yang hatinya terpaut ke mesjid dan istiqamah dalam kebaikan. Aamiin.


Saturday, August 28, 2021

DOSA


 Seorang guru akhlak pernah ditanyai oleh muridnya,

 "Ya Syaikh, apakah Anda pernah berbuat dosa?" 


Sang guru menjawab,

"Anakku, setiap orang pernah berbuat dosa."


Si murid yang merasa tak puas dengan jawaban gurunya kembali menekankan pertanyaannya, 

 "Aku tidak membicarakan orang lain, aku menanyakan Anda. Apakah Anda pernah berbuat dosa?"


Si guru menjawab dengan wajah sungkan,

 "Jika kau mendesak maka syukur Alhamdulillah aku tidak pernah berbuat dosa dan tidak pernah terpikir untuk melakukannya."


Si murid tampak keheranan dan seolah tak percaya dengan jawaban gurunya, 

"Jika Anda tidak pernah berbuat dosa mungkin aku masih bisa menerimanya, tapi Anda bahkan tidak terpikir untuk berbuat dosa, bagaimana bisa?" 


Si guru hanya tersenyum dan  menjawab,

"Anakku, pernahkah kau memakan kotoran?" 


Raut wajah murid itu berubah tersinggung mendengar pertanyaan gurunya, 

"Tentu saja tidak pernah!" 


Si guru melanjutkan,

"Apa kau pernah terpikir untuk mencoba memakannya?" 


Si murid menjawab,

"Pertanyaan macam apa ini, Syaikh?! Mana mungkin aku pernah terpikir untuk memakan kotoran." 


Si guru dengan senyum penuh arti kemudian menjelaskan,

"Seperti itulah dosa di mataku. Bahkan ia lebih buruk dan lebih menjijikkan dari kotoran. Sehingga Alhamdulillah aku bahkan tidak pernah terpikir untuk melakukannya." 



Semoga Allah membuka mata hati kita semua sehingga kita dapat melihat hakikat dosa dan menjauhinya. Aamiin.

APA SAJAKAH YANG DILAKUKAN PADA HARI ASYURA?

 قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ وَسَّعَ عَلَى عِيَالِهِ فِى  يَوْمِ عَاشُورَاءَ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ فِى سَنَتِهِ كُلِّهَا. (الجامع الصغير)‏ 


Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa berlaku dermawan kepada keluarganya pada hari Asyura, niscaya Allah SWT akan melapangkan rezekinya selama setahun penuh.” (HR Suyuti, Al-Jami’us Shaghir)

• Pada hari Asyura, dianjurkan membeli makanan-makanan pokok secukupnya agar terdapat keberkahan di dalam rumah selama setahun penuh.


• Mengucapkan salam paling sedikit kepada sepuluh orang muslim atau mengucapkan 10 kali salam kepada satu orang muslim.


• Menyenangkan fakir miskin.


• Orang yang gusul (mandi wajib) pada hari itu tidak akan terkena penyakit ringan selama satu tahun.


• Membaca doa ini sebanyak 10 kali “Subhānallāhi mil-al mīzān wa muntahal ‘ilmi wa mablaghar ridhā wa zinatal ‘arsy”.


• Khusus hari Asyura, pada waktu duha dianjurkan shalat sunah 2 rakaat. Pada setiap rakaatnya dibaca 1 kali surat Al-Fatihah dan 50 kali surat Al-Ikhlas.


Setelah shalat, dibaca 100 kali shalawat, “Allāhumma shalli ‘alā sayyidinā Muhammadin wa ‘alā āli sayyidinā Muhammadin wa Ādama wa Nūhin wa Ibrāhīma wa Mūsā wa ‘Īsā wamā bainahum minannabiyyīna wal mursalīn. Shalawātullāhi wa salāmuhū ‘alaihim ajma’īn.”


• Di antara waktu zuhur dan asar dianjurkan shalat sebanyak 4 rakaat. Pada setiap rakaatnya dibaca 1 kali surat Al-Fatihah dan 50 kali surat Al-Ikhlas. Setelah selesai shalat, dibaca 70 kali istigfar, 70 kali shalawat, dan 70 kali “Lā haula walā quwwata illā billāhil ‘aliyyil ‘azhīm.” Setelah itu, kita berdoa untuk umat Nabi Muhammad SAW agar diberikan hidayah dan keselamatan. 

(Kumpulan Doa dan Ibadah, Penerbit Fazilet)


HINDARILAH SYIRIK YANG TERSEMBUNYI


Salah seorang sahabat yang bernama Mahmud bin Labid RA menuturkan sebagai berikut,


Suatu hari Rasulullah SAW mendatangi kami, lalu bersabda,


“Wahai manusia, hindarilah syirik yang tersembunyi!”


Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah syirik yang tersembunyi itu?”


Rasulullah SAW bersabda, “Seseorang berdiri lalu melaksanakan shalat. Karena orang lain melihat dirinya, ia pun berusaha melaksanakan shalatnya dengan baik. Inilah syirik yang tersembunyi.”



KEJADIAN-KEJADIAN PENTING YANG TELAH TERJADI DAN AKAN TERJADI PADA HARI ASYURA


Tanggal 10 bulan Muharam adalah hari Asyura. Banyak sekali peristiwa penting yang terjadi pada hari Asyura. Menurut Faqih Abu Laits As-Samarqandi RH, sebagian dari peristiwa yang terjadi pada hari Asyura adalah sebagai berikut.


1) Diciptakannya langit dan bumi,


2) Diterimanya taubat Nabi Adam AS,


3) Diselamatkannya Nabi Musa AS dan celakanya Fir’aun,


4) Lahirnya Nabi Ibrahim AS dan diselamatkannya beliau dari kobaran api,


5) Sembuhnya Nabi Ayyub AS dari penyakitnya,


6) Diselamatkannya Nabi Yunus AS dari perut ikan,


7) Diberikannya kekuasaan kepada Nabi Sulaiman AS,


8) Berlabuhnya perahu Nabi Nuh AS di Bukit Judi,


9) Syahidnya Sayidina Husein RA,


10) Diriwayatkan dalam hadis Nabi SAW bahwa kiamat akan terjadi pada hari Asyura. 


(Kumpulan Doa dan Ibadah, Penerbit Fazilet)


KESEDIHAN KURZ BIN WABRAH RH


Seseorang yang telah melihat seorang tabi’in, Kurz bin Wabrah RH, yang sedang menangis berkata, “Aku bertanya kepadanya, ‘Apakah kau mendapatkan kabar buruk mengenai salah seorang kerabatmu?’ Kurz bin Wabrah RH menjawab, ‘Tidak, bahkan lebih buruk dari itu.’ Aku bertanya kembali, ‘Apakah ada bagian tubuhmu yang sakit?’ Beliau kembali berkata, ‘Tidak, bahkan lebih buruk dari itu.’ Seketika itu, aku berkata, ‘Jika demikian, apakah masalahmu? Katakanlah agar aku juga mengetahuinya.’ Kemudian, beliau pun berkata, ‘Pintu-pintu kebaikan dan cahaya Ilahi telah tertutup bagiku. Tirai-tirai telah diturunkan. Karena itulah aku bersedih. Sebab, kemarin malam aku tidak dapat membaca wiridku. Penyebab hal ini tentunya adalah sebuah dosa yang telah aku lakukan. Kebaikan akan mengundang kebaikan dan keburukan pun akan mengundang keburukan dan kerugian.’”

Wednesday, May 26, 2021

Sosialisasi Fikih Siyasah di Kota Dumai



Sejak runtuhnya kekhalifan Islam di dunia hingga saat ini proses liberalisasi semua bidang keilmuan massif terjadi. Bukan hanya dari penamaan ilmu tersebut, akan tetapi juga substansi keilmuannya. Bidang ilmu matematika misalnya, dahulu sejak kejayaan Islam, penamaan bidang ilmu hitungan-hitungan ini disebut dengan Aljabar. Aljabar berasal dari Bahasa Arab dari kata “Al-jabr” yang berarti pertemuan, hubungan / perampungan. Saat ini, istilah Aljabar sudah diganti dengan ilmu matematika. Ahli bidang pengobatan (kedokteran) Ibnu Sina, beliau seorang ahli kesehatan yang dikenal seluruh dunia, bahkan keilmuan dan karya-karyanya menjadi rujukan ahli medis di dunia. Namun, saat ini nama beliau tidak terlalu banyak dikenal di kalangan pakar kedokteran karena sudah diganti dengan figur yang lain. Pakar bidang ilmu sosial dan politik ada Ibnu Khaldun yang karyanya terkenal hingga saat ini masih dipakai sebagai rujukan dan masih bisa dijumpai adalah “Muqoddimah”, dan masih banyak pakar keilmuan Islam lainnya yang karyanya dan jasanya hilang dalam proses liberalisasi keilmuan. Di seluruh dunia saat ini rujukan keilmuannya sangat didominasi oleh Eropa (Eropa sentris) sehingga saat ini referensi yang digunakan semua disandingkan dengan penamaan ahli dari Barat. Konsekuensinya, substansi keilmuan Islam yang banyak merujuk kepada Al-qur’an dan Hadits Nabi yang bernuansa ajaran Islam terdegradasi. Proses liberalisasi keilmuan ini menjadi kuat sembari adanya dikotomi dalam internal umat Islam itu sendiri, yakni sebagaian memahami ajaran Islam hanya sebatas ajaran ritual antara hamba dan Tuhannya. Padahal jika dilihat dalam praktik Islam yang diaplikasikan oleh Nabi Muhammad sangat komprehensif. Salah satu dalam urusan mengurus negara, Nabi itu juga seorang Presiden dari hamper semua kawasan di dunia yang tunduk dalam aturan pemerintahan Islam. Tentu praktik bernegara ini seharusnya bisa digunakan sebagai rujukan oleh umatnya di masa mendatang, namun pada kenyataannya dominasi keilmuan dan praktik politik Barat lebih mendominasi termasuk di dunia Islam. Pentingnya memberikan pemahaman inilah, tim pengabdian kepada masyarakat Universitas Islam Riau turun ke wilayah Kota Dumai khususnya di lingkungan wilayah administratif RT 018 Kelurahan Purnama Kecamatan Dumai Barat untuk memberikan sosialisasi kepada beberapa pemuda di sana terkait komparasi politik Islam dan Barat sehingga kalangan milenial (muda) tidak buta dengan sistem politik Islam. Kegiatan ini dilakukan bukan hanya dengan metode ceramah, namun juga dengan cara memberikan feedback kepada seluruh peserta untuk memberikan pertanyaan dan tanggapan terkait penjelasan yang diberikan.


Oleh Rio Sundari, S.IP, M.A
Dosen Fakultas Hubungan Internasional
Universitas Islam Riau (UIR)