Noun
1.
pemeriksaan yg teliti; penyelidikan;
source:
kbbi3
2. kegiatan
pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yg dilakukan secara
sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu
hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum;
Penelitian Menrut Para Ahli
1. Suatu
proses penyelidikan secara sistematis yang ditujukan pada
penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah-masalah (Cooper
& Emory, 1995)
2. Usaha yang secara sadar diarahkan untuk mengetahui atau mempelajari fakta-fakta baru dan juga sebagai penyaluran hasrat ingin tahu manusia (Suparmoko, 1991)
2. Usaha yang secara sadar diarahkan untuk mengetahui atau mempelajari fakta-fakta baru dan juga sebagai penyaluran hasrat ingin tahu manusia (Suparmoko, 1991)
Metode
Penelitian adalah: Cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah = didasarkan pada ciri-ciri
keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis.
* Rasional =
Penelitian dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal shg
terjangkau oleh penalaran manusia.
* Empiris = cara yang digunakan dapat diamati dengan indera manusia.
* Sistematis = proses penelitian menggunakan langkah-langkah yang bersifat logis.
* Empiris = cara yang digunakan dapat diamati dengan indera manusia.
* Sistematis = proses penelitian menggunakan langkah-langkah yang bersifat logis.
Metode
penelitian memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk
mengatasi masalah dan menghadapi tantangan lingkungan di mana pengambilan
keputusan harus dilakukan dengan cepat. Ada dua faktor yang mendorong perhatian
dalam pengambilan keputusan yang lebih ilmiah:
- Kebutuhan
manajemen(kepala sekolah) akan informasi yang lebih banyak dan lebih baik,
dan
- Tersedianya
teknik dan peralatan yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan ini.
Dalam dua
dekade terakhir ini, kita telah menyaksikan perubahan-perubahan yang dramatis
dalam lingkungan pendidikan. Bermula dari suatu peran ekonomis yang
historis, organisasi pendidikan telah berkembang sebagai tanggapan kepada
mandat sosial dan politik dari kebijakan nasional pendidikan seperti
munculnya sekolah-sekolah Standar Nasional, Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional, Badan Hukum Pendidikan, dll., pertumbuhan teknologi
yang dahsyat, dan inovasi yang masih berlangsung terus di bidang
komunikasi global. Perubahan-perubahan ini telah menciptakan kebutuhan akan
pengetahuan baru bagi pimpinan sekolah. Kebutuhan akan pengetahuan lainnya
timbul dari masalah yang timbul akibat kebijakan-kebijakan peendidikan, pasar
pendidikan yang diproteksi, transfer teknologi, dan isu-isu
makro-pendidikan.
Kecenderungan
akan kompleksitas telah meningkatkan risiko yang berhubungan dengan pengambilan
keputusan bisnis pendidikan dan mempunyai basis informasi yang kokoh menjadi
semakin penting. Peningkatan kompleksitas berarti bahwa semakin banyak variabel
yang harus diperhatikan. Persaingan pendidikan lebih ketat. Usaha-usaha bisnis
pendidikan dibuat jadi lebih kontras satu sama lain agar memperoleh
keuntungan bersaing. Kaum stockholder , dan masyarakat umum memiliki informasi
yang lebih baik dan lebih peka terhadap kepentingan diri. Pemerintah tetap
berkepentingan dengan semua aspek pendidikan dalam masyarakat. Masing-masing
faktor ini menuntut agar para manajer pendidikan memiliki informasi yang lebih
banyak dan lebih baik sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.
Agar dapat
berhasil dalam lingkungan yang demikian, Anda perlu dibekali dengan pengetahuan
mengenai metode ilmiah dan cara memadukannya ke dalam pengambilan keputusan.
Anda perlu tahu bagaimana mengenali penelitian yang baik dan bagaimana
melaksanakannya. Tulisan ini membahas kebutuhan-kebutuhan ini.
Dengan
semakin rumitnya lingkungan bisnis pendidikan, maka semakin meningkat pula
jumlah dan keampuhan dari peralatan untuk melaksanakan penelitian. Pengetahuan
semakin bertambah luas di semua bidang pendidikan. Teori-teori yang dibangun
sudah lebih baik. Komputer memberikan loncatan yang besar dalam kemampuan untuk
menghadapi masalah-masalah. Teknik-teknik analisis kuantitatif yang baru
memanfaatkan kemampuan ini. Komunikasi dan teknik-teknik pengukuran juga
semakin luas. Kecenderungan-kecenderungan ini saling memperkuat satu dengan
yang lain dan mempunyai dampak yang sangat besar terhadap penelitian
pendidikan.
Jika
perhatian utama Anda adalah pada aspek-aspek riset manajemen pendidikan, ada
sekurang-kurangnya empat situasi yang akan menguntungkan Anda bilamana memiliki
keterampilan penelitian. Pertama, seorang manajer pendidikan sering memerlukan
lebih banyak informasi sebelum mengambil keputusan tertentu. Pilihan Anda
terbatas jika tidak ada orang yang dapat didelegasikan akan tugas ini; Anda
sengaja tidak mencari informasinya atau Anda berusaha mencarinya sendiri dengan
tingkat keterampilan yang terbatas. Jelaslah pilihan mana yang lebih baik.
Kedua, Anda
mungkin diminta melakukan suatu penelitian untuk tugas Anda. Kesempatan seperti
ini biasanya cenderung terjadi di awal karir Anda; mungkin ini merupakan
kesempatan bagi Anda untuk memberi kesan baik kepada atasan. Alasan ketiga,
untuk memiliki keterampilan penelitian adalah bahwa mungkin Anda perlu membeli
jasa penelitian dari orang-orang lain, atau setidak-tidaknya menilai apa yang
dilakukan oleh orang lain. Jika Anda mengerti desain penelitian yang dipakai
dan dapat menilai secara baik mutunya, maka mutu pengambilan keputusan Anda
menjadi lebih baik.
Alasan
keempat untuk mempelajari metode-metode penelitian adalah bahwa mungkin Anda
bisa mendapat posisi sebagai seorang ahli dalam penelitian. Sebagai suatu
fungsi yang dispesialisasikan, penelitian menawarkan kesempatan-kesempatan yang
menarik, khususnya dalam analisis pendidikan, penelitian pemasaran pendidikan,
dan penelitian operasi pendidikan. Juga tersedia kesempatan kerja untuk para
peneliti di bidang yang lain.
Pengetahuan manusia dimulai dari rasa ingin tahu manusia itu sendiri. Rasa
ingin tahu ini sudah dimiliki manusia sejak kecil. Banyak cara untuk memuaskan
rasa ingin tahu manusia. Anak yang belum dapat bertanya senang mencoba-coba hal
yang tidak diketahuinya. Sebagai contoh, anak kecil senang memasukan
barang-barang ke dalam mulutnya hanya untuk memuaskan rasa ingin tahunya. Di
tahap selanjutnya anak-anak akan banyak bertanya contohnya “itu apa?”, “ini
bagaimana?” itu hal yang lumrah dilewati oleh manusia untuk pengembangan diri.
Rasa ingin tahu tersebut akan terpuaskan bila diperoleh pengetahuan yang dia
pertanyakan dengan hal yang benar.
Pengetahuan dapat diperoleh kebenarannya dari dua pendekatan, yaitu pendekatan non-ilmiah dan ilmiah. Pada pendekatan non ilmiah ada beberapa pendekatan yakni akal sehat, intuisi, prasangka, penemuan dan coba-coba dan pikiran kritis.
Pengetahuan dapat diperoleh kebenarannya dari dua pendekatan, yaitu pendekatan non-ilmiah dan ilmiah. Pada pendekatan non ilmiah ada beberapa pendekatan yakni akal sehat, intuisi, prasangka, penemuan dan coba-coba dan pikiran kritis.
- Akal
sehat
Menurut Conant yang dikutip Kerlinger (1973, h. 3) akal sehat adalah
serangkaian konsep dan bagian konseptual yang memuaskan untuk penggunaan
praktis bagi kemanusiaan. Konsep merupakan kata yang dinyatakan abstrak dan
dapat digeneralisasikan kepada hal-hal yang khusus. Akal sehat ini dapat
menunjukan hal yang benar, walaupun disisi lainnya dapat pula menyesatkan.
- Intuisi
Intuisi adalah penilaian terhadap suatu pengetahuan yang cukup cepat dan
berjalan dengan sendirinya. Biasanya didapat dengan cepat tanpa melalui proses
yang panjang tanpa disadari. Dalam pendekatan ini tidak terdapat hal yang
sistemik.
- Prasangka
Pengetahuan yang dicapai secara akal sehat biasanya diikuti dengan
kepentingan orang yang melakukannya kemudian membuat orang mengumumkan hal yang
khusus menjadi terlalu luas. Dan menyebabkan akal sehat ini berubah menjadi
sebuah prasangka.
- Penemuan
coba-coba
Pengetahuan yang ditemukan dengan pendekatan ini tidak terkontrol dan tidak
pasti. Diawali dengan usaha coba-coba atau dapat dikatakan trial and error.
Dilakukan dengan tidak kesengajaan yang menghasilkan sebuah pengetahuan dan
setiap cara pemecahan masalahnya tidak selalu sama. Sebagai contoh seorang anak
yang mencoba meraba-raba dinding kemudian tidak sengaja menekan saklar lampu
dan lampu itu menyala kemudian anak tersebut terperangah akan hal yang
ditemukannya. Dan anak tersebut pun mengulangi hal yang tadi ia lakukan hingga
ia mendapatkan jawaban yang pasti akan hal tersebut.
- Pikiran
Kritis
Pikiran kritis ini biasa didapat dari orang yang sudah mengenyam pendidikan
formal yang tinggi sehingga banyak dipercaya benar oleh orang lain, walaupun
tidak semuanya benar karena pendapat tersebut tidak semuanya melalui percobaan
yang pasti, terkadang pendapatnya hanya didapatkan melalui pikiran yang logis.
- Pendekatan
Ilmiah
Pendekatan ilmiah adalah pengetahuan yang didapatkan melalui percobaan yang
terstruktur dan dikontrol oleh data-data empiris. Percobaan ini dibangun diatas
teori-teori terdahulu sehingga ditemukan pembenaran-pembenaran atau
perbaikan-perbaikan atas teori sebelumnya. Dan dapat diuji kembali oleh siapa
saja yang ingin memastikan kebenarannya.
Dengan hal-hal diatas yang sudah disebutkan banyak diperoleh pengetahuan yang benar dibandingkan pada saat lampau yang masih percaya akan mitos-mitos dan legenda yang dibuat karena kurangnya sarana dan prasarana. Merasa beruntungkah kamu hidup di zaman modern seperti saat ini atas banyaknya pengetahuan yang cukup bahkan pasti mengenai kebenarannya ?
Dengan hal-hal diatas yang sudah disebutkan banyak diperoleh pengetahuan yang benar dibandingkan pada saat lampau yang masih percaya akan mitos-mitos dan legenda yang dibuat karena kurangnya sarana dan prasarana. Merasa beruntungkah kamu hidup di zaman modern seperti saat ini atas banyaknya pengetahuan yang cukup bahkan pasti mengenai kebenarannya ?
Ilmu dalam bangunan metodologi ilmiah memiliki
bebertapa unsur, ia menjadid bukti bahwa suatu pengetahuan menjadi sebuah ilmu.
Unsur-unsur utama dari sebuah disiplin ilmu tersebut adalah:
1. Ontologi
Ontologi adalah suatu pembahasan tentang hakekat
pengetahuan. Ontologi selalu membahas pertanyaan-pertanyaan yang mendalam atas
sesuatu pengetahuan yang dibahas sampai pengetahuan tersebut memiliki
keterangan yang jelas, apa yang ingin ingin kita ketahui, seberapa jauh kita
ingin tahu, atau dengan perkataan lain, sesuatu pengkajian mengenai teori
tentang "ada". Adapun macam pertanyaan yang ada dalam ontologi
tersebut diantaranya adalah: Objek apa yang ditelaah pengetahuan? Adakah objek
tersebut? Bagaimana wujud hakikinya? Dapatkah objek tersebut diketahui oleh
manusia dan bagaimanakah caranya?
2. Epistemologi
Epistemologi adalah suatu pembahasan mengenai metode
yang digunakan untuk mendapatkan suatu pengetahuan. Adapun macam pertanyaan
yang ada pada epistemologi diantaranya adalah: Bagaimana proses yang
memungkinkan diperolehnya suatu pengetahuan? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa
saja yang harus diperhatikan agar mendapatkan pengetahuan yang benar? Lalu
benar itu sendiri apa? Kriterianya apa saja?
3. Aksiologi
Aksiologi adalah pembahasan mengenai nilai moral suatu
pengetahuan. Aksiologi menjawab pertanyaan-pertanyaan yakni: Untuk apa
pengetahuan itu digunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan pengetahuan
tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan objek yang di telaah
berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan antara metode pengetahuan
dengan norma-norma moral/profesional?
Sikap Ilmiah
Sikap Ilmiah adalah suatu sikap yang menerima
pendapat orang lain dengan baik dan benar yang tidak mengenal putus asa serta
dengan ketekunan juga keterbukaan. Sikap ilmiah merupakan sikap yang
harus ada pada diri seorang ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi
persoalan-persoalan ilmiah untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan
hasil yang baik pula. Sikap ilmiah ini perlu dibiasakan dalam berbagai
forum ilmiah, misalnya dalam seminar, diskusi, loka karya, sara sehan, dan
penulisan karya ilmiah.
Metode Ilmiah didasari oleh adanya sikap
ilmiah. Sikap-sikap ilmiah tersebut meliputi :
1.
Obyektif terhadap fakta.
2.
Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan bila belum cukup
data yang mendukung kesimpulan itu.
3.
Berhati terbuka artinya menerima pandangan atau gagasan
orang lain.
4.
Tidak mencampur adukkan fakta dengan pendapat.
5.
Bersikap hati-hati.
6.
Sikap ingin menyelidiki atau keingintahuan (couriosity)
yang tinggi.
7.
Sikap menghargai karya orang lain.
8.
Sikap tekun.
9.
Sikap berani mempertahankan kebenaran.
10.
Sikap menjangkau ke depan.
Didalam melakukan penelitian atau pengamatan
tidak terlepas dari kegiatan atau eksperimen. Eksperimen sangat menarik,
tetapi sekaligus membahayakan. Untuk itu, kita perlu mempunyai sikap
dalam melakukan pengamatan supaya dalam bereksperimen dapat berjalan dengan
baik.
Daftar Pustaka :
-
Novianti, Herlins. 2012. “Pengertian Sikap Ilmiah”. Dalam
http://herlinsnovianti.blogspot.com/2012/11/sikap-ilmiah-pengertian.html
.
-
Karlina, Alita Linjzia., dkk. 2013. “Makalah Metode
Ilmiah, Sikap Ilmiah dan Langkah-Langkah Operasional Metode Ilmiah”. Dalam
http://deskamudina.blogspot.com/2013/02/makalah-metode-ilmiah-sikap-ilmiah_12.html
.
-
Dzulfikar, Shofi. 2013. “Pengertian Metode Ilmiah,
Tujuan Memperlajari Metode Penulisan Ilmiah, Sikap Ilmiah dan Langkah-Langkah
Pelaksanaan PI”. Dalam http://shofidzulfikar41.blogspot.com/2013/05/pengertian-metode-ilmiah-tujuan.html
.
-
Siska. 2012. “Pengertiang Sikap Ilmiah dan Metode
Ilmiah”. Dalam http://matakristal.com/pengertian-sikap-ilmiah-dan-metode-ilmiah/
.
-
Stefy, Inda Wahyuni. 2013. “Sikap-Sikap Ilmiah”. Dalam
http://indayani010.blogspot.com/2013/03/sikap-sikap-ilmiah.html
.