Thursday, May 14, 2015
Konsep Dakwah Rasulullah SAW Periode Mekkah
Hy sobat blogger, kali ini saya akan memberikan materi tentang dakwah rasulullah priode mekah, semoga bermanfaat bagi yang ingin menyelesaikan tugas makalahnya mungkin, :D
ini merupakan hasil dari makalah presentasi saya .
download di bawah ini
konsepa dakwah rasulullah pada priode mekkah
Label:Artikel
MAKALAH

Pengertian Komunikasi Bisnis
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Komunikasi Bisnis
Dalam
kehidupan suatu organisasi bisnis, komunikasi merupakan faktor yang sangat
penting bagi pencapaian tujuan suatu organisasi. Seorang pimpinan memerintahkan
bawahannya untuk membuat surat pesanan barang, menjawab atau
membuat surat aduan, membuat surat edaran umum,
membuat surat kontrak kerjasama, membuat suratbalasan /
tanggapan, dan sejenisnya merupakan hal yang rutin dalam dunia bisnis.
Secara umum dapat
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan komunikasi bisnis adalah komunikasi
yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup berbagai macam bentuk
komunikasi, baik komunikasi verbal maupun nonverbal. Sebagai awal bahasan
dalam komunikasi bisnis, maka akan dibahas antara lain bentuk dasar komunikasi
yang mencakup komunikasi verbal dan nonverbal, proses komunikasi, sebab-sebab
timbulnya kesalahpahaman dalam komunikasi, dan bagaimana cara memperbaiki atau
meningkatkan komunikasi.
B.
Bentuk Dasar Komunikasi
Komunikator yang
efektif tentu saja memiliki beberapa alat komunikasi bila ingin
menyampaikan suatu pesan. Mereka tahu bagaimana menempatkan kata yang mampu
membentuk suatu arti, bagaimana mengubah situasi menjadi lebih menarik,
bagaimana mengajak peserta untuk ikut aktif (berpartisipasi) dalam diskusi,
bagaimana menyelipkan humor yang mampu menghidupkan suasana, bagaimana
menyiapkan ruangan yang mampu menghidupkan diskusi, apakah dilakukan melalui
tulisan (written) atau ucapan/lisan (oral).
Pada dasarnya ada
dua bentuk komunikasi yang lazim digunakan dalam praktek dunia bisnis maupun
nonbisnis yaitu komunikasi verbal dan nonverbal. Masing-masing bentuk
komunikasi tersebut dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut:
1.
Komunikasi Verbal (Verbal Communications)
Komunikasi verbal
merupakan salah satu bentuk komunikasi yang disampaikan kepada pihak lain
melalui tulisan (written) maupun lisan (oral). Dalam kehidupan
sehari-hari seperti Anda mengirim surat atau telepon kepada orang tua Anda,
teman Anda, pacar Anda, Anda berbincang-bincang atau ngobrol dengan teman Anda,
Anda ngerumpi dengan tangga sebelah, Anda membaca puisi di depan kelas, Anda
mempresentasikan makalah dalam suatu acara seminar, Anda membaca surat kabar,
majalah, jurnal, Anda mendengarkan radio, menyaksikan dan mendengarkan acara
televisi dan sejenisnya merupakan contoh bentuk-bentuk komunikasi verbal.
Dalam dunia
bisnis, beberapa contoh komunikasi verbal antara lain penyampaian pesan melalui
surat, memo, teknologi komunikasi modern, rapat pimpinan, briefing kepada
karyawan, wawancara kerja, dan presentasi. Penyampaian pesan lewat tulisan
maupun lisan tentu memiliki suatu harapan bahwa seseorang akan dapat membaca
atau mendengar apa yang akan dikatakan.
2.
Komunikasi Nonverbal
Bentuk
komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi bisnis adalah komunikasi
nonverbal. Menurut teori antropology sebelum manusia menggunakan kata-kata,
mereka telah menggunakan gerakan-gerakan tubuh, bahasa isyarat (body language)
sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang lain. Berikut ini adalah beberapa
contoh perilaku yang ditunjukkan dengan komunikasi nonverbal:
1.
Seseorang
yang menggigit giginya sendiri (istilah Jawanya : getem-getem) untuk
menunjukkan kemarahan.
2.
Seseorang
yang sedang tersenyum dan melakukan jabat tangan dengan orang lain untuk
mewujudkan rasa senang, simpati dan penghormatan.
3.
Seseorang
yang membuang muka (istilah Jawanya :mlengos) untuk menunjukkan suatu sikap
rasa tidak senang terhadap orang lain.
4.
Seseorang
yang menggelengkan kepala untuk menunjukkan suatu sikap menolak atau
ketidaksetujuan terhadap sesuatu.
5.
Seseorang
yang menganggukkan kepala sebagai tanda setuju atau OK.
6.
Pernahkah
Anda memperhatikan seseorang yang "grogi" (nervous) saat berpidato di
depan umum? Coba simak dengan baik, bagaimana gerak tangan dan kakinya?
Bukankah tangan dan kakinya bergerak atau bergetar secara tak teratur, bagaikan
seseorang yang sedang kedinginan (bahasa Jawanya : ngewel).
Pendek kata, dalam komunikasi nonverbal orang dapat mengambil suatu
kesimpulan tentang berbagai perasaan orang baik rasa senang, benci,
cinta, rindu dan berbagai macam perasaan lainnya. Lagi pula, komunikasi
nonverbal berbeda dengan komunikasi verbal didalam cara yang cukup mendasar.
Ada beberapa jenis komunikasi nonverbal lainnya seperti arti
suatu warna dan gerak-isyarat tertentu, yang akan bervariasi dari suatu waktu
ke waktu. Warna gelap seperti hitam mempunyai makna kedukaan atau
kesusahan. Coba Anda perhatikan pada saat terjadinya musibah kematian
seseorang (layatan), maka kebanyakan dari mereka mengenakan
pakaian warna gelap (hitam). Lain halnya dengan warna-warna cerah yang
banyak dikenakan pada saat-saat berlangsungnya suatu pesta. Itulah
sebabnya maka warna juga termasuk kedalam salah satu bentuk komunikasi
nonverbal.
Komunikasi nonverbal juga berbeda dengan komunikasi verbal dalam
hal penyampaian suatu pesan yaitu secara spontan. Pada umumnya, sebelum
menyampaikan sesuatu, seseorang sudah memiliki suatu rencana tentang apa yang
ingin dikatakan. Misalnya, ketika seseorang mengatakan "Tolong, bukakan pintu
itu," maka pada saat itu seseorang dengan sadar telah mempunyai
tujuan atau maksud tertentu. Tetapi, ketika seseorang berkomunikasi secara
nonverbal, ia seringkali melakukan sesuatu secara tidak sadar.
Contoh yang paling sederhana adalah ketika seseorang yang secara
spontan mengerutkan dahi, raut muka yang berubah, atau mata berkedip-kedip
secara tidak sengaja atau otomatis. Hal-hal tersebut merupakan
sesuatu yang bersifat alami (natural) dan tak pernah direncanakan sebelumnya.
Contoh lain, tatkala Anda melihat buku agenda kerja Anda dibuat mainan
anak-anak Anda yang masih lucu-lucu, maka apa reaksi Anda pada saat itu? Marah,
kesal, gemas campur jadi satu! Contoh lain lagi, ketika Anda memperoleh kabar
bahwa anak satu-satunya yang Anda sayangi memperoleh penghargaan sebagai juara
pertama dalam lomba penulisan karya ilmiah tingkat nasional! Apa reaksi anda
pada saat itu? Senang, gembira, terharu, jadi satu! Coba Anda perhatikan
bagaimana ekspresi wajah teman-teman Anda yang menghadapi masalah, kesusahan maupun
mereka yang senang atau gembira. Silahkan coba amati suasana kerja di
lingkungan Anda masig-masing.
C.
Mengapa Komunikasi Nonverbal Penting
Meskipun komunikasi nonverbal sering tidak terencana atau kurang
terstruktur, namun komunikasi nonverbal memiliki pengaruh yang lebih besar
daripada komunikasi verbal. Isyarat-isyarat komunikasi nonverbal adalah sangat
penting terutama dalam menyampaikan perasaan dan emosi
Apa kebaikan atau keunggulan dari komunikasi nonverbal? Salah satu
kebaikan komunikasi nonverbal adalah reliabilitasnya, yang berkaitan dengan
tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap pesan-pesan yang disampaikan dengan
menggunakan bahasa isyarat dan sejenisnya. Secara umum, orang akan mudah
menipu orang lain dengan menggunakan kata-kata daripada menggunakan gerakan
tubuh (bahasa isyarat). Komunikasi dengan menggunakan kata-kata akan lebih
mudah pengendaliannya, sedangkan penggunakan bahasa isyarat (gerakan
badan/tubuh) ataupun ekspresi wajah cenderung lebih sulit mengendalikannya. Hal
ini disebabkan oleh sifatnya yang spontanitas, tanpa pikir panjang. Anda
mendengar berita menyenangkan, ekspresi wajah Anda cerah, bak tanpa beban.
Namun, Anda mendengar berita yang menyusahkan tentang diri Anda, keluarga Anda,
atau teman karib Anda, maka dengan cepat ekspresi wjah Anda tanpa ada yang
menyuruh, spontan murung, lesu, lemah, tak bergairah seolah-olah hampa dunia
ini.
Dengan memperhatikan isyarat nonverbal, seseorang dapat mendeteksi
kecurangan atau menegaskan kejujuran si pembicara. Maka, tidaklah mengherankan
bila seseorang lebih percaya isyarat nonverbal ketimbang pesan-pesan yang
disampaikan melalui isyarat verbal. Seseorang dapat saja menutup-nutupi
kecurangan dengan isyarat verbal (seperti tulisan). Namun, seseorang tak dapat
menutup-nutupi apa yang sedang terjadi pada dirinya melalui ekspresi wajahnya.
Manakala wajahnya murung atau cemberut, maka seseorang akan dapat menduga bahwa
dia sedang menghadapi suatu masalah, mungkin masalah pribadi, keluarga atau
masalah tugas kantor, dan sejenisnya.
Komunikasi nonverbal juga penting artinya bagi orang lain, karena
ia lebih efisien baik bagi pengirim maupun penerima pesan. Anda dapat
menyampaikan suatu pesan nonverbal tanpa harus berfikir panjang, dan audience
Anda dapat menangkap arti secara tak sadar. Coba Anda perhatikan para
petugas sinoman di suatu acara resepsi. Parasinoman menggunakan bahasa
isyarat tertentu yang dapat dipahami oleh teman-temannya untuk
mengkoordinasikan tempat-tempat mana yang sudah maupun yang belum mendapat
jamuan makanan ataupun minuman. Contoh lain, ketika Anda memanggil teman Anda
yang sedang asyik ngobrol dengan temannya di suatu tempat yang agak jauh, maka
Anda dapat menggunakan isyarat nonverbal seperti bertepuk tangan sambil
melambaikan tangan Anda. Coba Anda kembangkan contoh-contoh lain yang
sering Anda temui dalam pergaulan sehari-hari di tempat kerja Anda.
D.
Tujuan Komunikasi Nonverbal di dalam Bisnis
Meskipun komunikasi nonverbal dapat berdiri sendiri, namun ia
seringkali berkaitan erat dengan ucapan (lisan). Dalam artian bahwa sering
terjadi penggabungan antara komunikasi verbal dan nonverbal dalam suatu situasi
tertentu. Kata-kata yang disampaikan dalam suatu percakapan membawa sebagian
dari suatu pesan. Sedangkan bagian yang lain adalah sinyal-sinyal nonverbal.
Apabila Anda mengamati acara "Dunia Dalam Berita" di TVRI, Anda akan
dapat memperhatikan kombinasi komunikasi baik itu verbal maupun nonverbal. Coba
Anda perhatikan!
Menurut John V. Thil tujuan komunikasi nonverbal antara lain:
1.
Untuk menyediakan / memberikan informasi.
2.
Untuk mengatur alur suatu percakapan.
3.
Untuk mengekspresikan emosi.
4.
Untuk memberi sifat, melengkapi, menentang, atau mengembangkan pesan-pesan
verbal.
5.
Untuk mengendalikan atau mempengaruhi orang lain.
Bagaimana
relevansi komunikasi nonverbal dalam dunia bisnis ? Komunikasi nonverbal
juga mempunyai peranan yang penting dalam dunia bisnis. Ia dapat membantu
menentukan kredibilitas dan potensi kepemimpinan seseorang. Jika seseorang
dapat belajar mengelola kesan yang telah dibuat dengan bahasa isyarat,
karakteristik atau ekspresi wajah, suara dan penampilan, maka seseorang akan
dapat melakukan komunikasi dengan baik. Dengan kata lain, seorang manajer
(pemimpin) sekaligus harus dapat menjadi komunikator yang baik. Ia harus tahu
bagaimana menyampaikan pesan-pesan bisnisnya kepada para bawahannya, pada saat
kapan suatu pesan-pesan bisnis itu harus disampaikan, dan kepada siapa
pesan-pesan bisnis itu harus disampaikan.
Lebih lanjut, jika
seseorang dapat belajar membaca pesan-pesan nonverbal yang disampaikan orang
lain, maka ia akan dapat menafsirkan maksud maupun sikap mereka secara lebih
akurat dan lebih tepat. Apabila Anda berurusan dengan para karyawan, klien,
ataupun para konsumen, coba perhatikanlah secara seksama pesan-pesan yang
mereka sampaikan. Apabila sikap karyawan Anda menunjukkan gejala-gejala kurang
atau menurun semangat kerjanya, sering melakukan mogok kerja, mogok makan, maka
apa dan bagaimana langkah-langkah yang perlu Anda lakukan? Contoh-contoh
tersebut menggambarkan betapa pentingnya seorang pemimpin harus peka terhadap
sikap atau perilaku yang ditunjukkan oleh bawahannya.
E.
Hambatan- hambatan komunikasi non verbal di dalam bisnis
Setiap proses komunikasi yang kita lakukan sedikit banyaknya pasti
akan terjadi hambatan-hambatan atau hal-hal yang tidak dinginkan. Seperti
halnya dengan komunikasi nonverbal di dalam bisnis juga terjadi
hambatan-hambatan diantaranya yaitu :
1.
Masalah di dalam pengiriman dan penerimaan pesan
Di
dalam berinterakasi dan berkomunikasi antar sesama anggota bisnis kita sering
menggunakan komunikasi verbal, dimana pesan yang kita sampaikan secara langsung
melalui lisan. Akan tetapi yang menjadi permasalahannya yaitu terkadang bahasa
yang kita gunakan ambigu, sehingga sulit di mengerti oleh anggota bisnis kita.
2.
Masalah Latar Belakang Budaya yang Berbeda
Budaya
merupakan factor yang sangat penting di dalam penafsiran sebuah pesan. Mengapa
demikian ? karena budaya seseorang dengan orang lain berbeda. Di dalam dunia
bisnis kita melakukan komunikasi dengan berbagai macam orang yang berbeda latar
belakang budayanya. Kita melakaukan bisnis dengan orang eropa, kebudayaan orang
eropa yaitu apabila bertemu rekan bisis atau ornag yang di hormati, mereka akan
berjabat tangan sambil mencium pipi kanan dan kiri rekan bisnis nya, nah, jika
kita tidak mengetahui itu sebagai suatu kebudayaan mereka, maka akan terjadi
kesalahpahaman diantara kita.
3.
Persepsi
Persepsi
merupakan respon kita terhadap sesuatu, persepsi bisa juga dianggap sebagai
sebuah anggapan, dan penilaian kita terhadap sesuatu, baik itu manusia,
benda-benda dan symbol-simbol. Di dalam komunikasi non verbal kita di tuntut
untuk memahami sebuah symbol. Terkadang di dalam memahami symbol ini lah yang
sering terjadi kesalahpahaman di dalam memahami nya. Terlebih lagi di dalam
dunia bisnis. Symbol-simbol yang di gunakan sangat mempengaruhi keefektifan di
dalam berkomunikasi. Sebagai contoh cobalah anda lihat seoarang pebisnis mereka
selalu berpakaian rapi dan tampil percaya diri. Mengapa demikian ? tujuannya
yaitu agar bisa menarik simpati orang lain, sehingga dengan begitu akan mudah
mempengaruhi orang lain.
F.
Hal – Hal Bisa di Lakukan Untuk Melakukan Komunikasi Nonverbal Yang
Efektif di Dalam Bisnis.
Dalam melakukan komunikasi, kadang-kadang hasilnya tidak sesuati
dengan apa yang kita harapkan. Dengan kata lain, komunikasi yang kita lakukan
tidak bisa efektif, tidak mencapai sasaran dengan baik. Untuk melakukan
komunikasi yang efektif memerlukan beberapa hal, yaitu:
1.
Persepsi
Komunikator harus dapat memprediksi apakah pesan-pesan yang akan
disampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Bila prediksinya tepat, audiens
akan membaca dan menerima tanggapannya dengan benar. Audien sebagai penerima
pesan, lalu akan mengantisipasi reaksi mereka, dengan tetap melakukan
penyesuaian untuk menghindari kesalahpahaan dalam komunikasi yang dilakukan.
2.
Ketepatan
Secara umum, audiens mempunyai suatu kerangka berpikir. Agar
komunikasi yang dilakukan mencapai sasaran, maka seseorang perlu
mengekspresikan sesuatu sesuai dengan apa yang ada dalam kerangka berpikir
mereka. Apabila hal itu diabaikan, maka yang muncul
adalah miscommunications.
3.
Kredibilitas
Komunikator perlu memiliki suatu keyakinan bahwa para audiensnya
adalah orang-orang yang dapat dipercaya. Demikian juga sebaliknya, komunikator
harus mempunyai suatu keyakinan akan inti pesan dan maksud yang ingin mereka
sampaikan.
4.
Pengendalian
Audiens akan memberikan suatu reaksi atau tanggapan terhadap pesan
yang disampaikan. Reaksi mereka dapat membuat komunikator tertawa, menangis,
bertindak, mengubah pikiran, atau lemah lembut. Hal ini ditentukan oleh
intensitas reaksi yang dilontarkan audiens terhadap apa yang disampaikan oleh
komunikator. Sebaliknya, reaksi audiens tergantung pada berhasil atau tidaknya
komunikator mengendalikan audiensnya saat melakukan komunikasi.
5.
Keharmonisan
Komunikator yang baik tentu akan selalu dapat menjaga hubungan
persahabatan yang baik dengan audiens, sehingga komunikasi dapat berjalan
lancar dan mencapai tujuannay. Seorang komunikator yang baik juga akan
menghormati dan berhasil memberi kesan yang baik kepada audiensnya.
Komunikasi yang efektif dapat mengatasi berbagai hambatan yang
dihadapi dengan memperhatikan tiga hal sebagai berikut:
1.
Membuat suatu pesan secara lebih berhati-hati
Langkah pertama yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi adalah
memperhatikan maksud dan tujuan berkomunikasi dan audiens yang dituju. Katakan
apa yang dikehendaki audiens, gunakan bahasa yang jelas, dan mudah dipahami,
tidak bertele-tele, jelaskan poin yang penting, dan jangan lupa tekankan dan
telaah ulang poin-poin yang penting.
2.
Minimalkan gangguan dalam proses komunikasi
Melalui pemilihan saluran komunikasi yang hati-hati, komunikator
dapat membuat audiensnya lebih mudh memusatkan perhatian pada pesan yang
disampaikan. Penyampaian pesan dengan cara lisan (oral) akan efektif bila
lokasi atau tempat penyampaian pesan memiliki kondisi yang teratur, rapi dan
nyaman, ruangan yang sejuk, dan sebagainya.
3.
Mempermudah upaya umpan balik antara si pengirim dan si penerima
pesan.
Agar pemberian umpan balik tersebut memberikan suatu manfaat yang
cukup berarti, cara dan waktu penyampaiannya harus direncanakan dengan baik.
Kalau komunikator menghendaki umpan balik yang cepat, dapat dipilih sarana
komunikasi yang cepat, misalnya melalui tatap muka atau melalui telepon.
Tetapi, bila mpan balik yang cepat terlalu dipentingkan, sarana tulisan (surat)
dapat menjadi alternatif yang baik untuk menyampaikan pesan.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Komunikasi dalam dunia bisnis merupakan salah satu faktor penting
yang perlu dipertimbangkan bagi pencapaian tujuan suatu
organisasi. Tetapi, seringkali orang mengabaikan arti pentingnya
komunikasi dalam dunia bisnis. Saluran komunikasi formal adalah saluran apa yang
mengalir dalam rantai komando atau tanggungjawab tugas yang didefinisikan oleh
organisasi.
Secara garis besar, ada dua bentuk komunikasi yang paling mendasar,
yaitu komunikasi verbal dan nonverbal. Komunikasi verbal berkaitan dengan
komunikasi yang dilakukan baik melalui tulisan maupun lisan, misalnya dalam
bentuk surat, laporan, memo, rapat kerja, dan sejenisnya. Sedangkan komunikasi
nonverbal merupakan komuniksi yang digunakan tidak lewat tulisan maupun lisan,
seperti menggunakan bahasa isyarat (body language), symbol, uniform, ekspresi
wajah, lambing (logo) perusahaan, jarak saat berbicara, dan warna.
Dalam komunikasi seringkali muncul kesalahpahaman baik dalam
mengembangkan pesan, menyampaikan pesan, dalam menerima pesan, maupun dalam
menafsirkan suatu pesan. Kesalahpahaman dalam berkomunikasi dapat diatasi
dengan memperhatikan persepsi lawan bicara, ketepatan penyampaiannya,
kredibilitas pengirim pesan, dan kemampuan mengendalikan pesan.
Jadi, komunikasi (communication), adalah proses dimana
informasi dipertukarkan dan dimengerti oleh dua orang atau lebih, biasanya
dengan maksud untuk memotivasi atau mempengaruhi perilaku.
B.
Saran
Demikian yang
dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah
ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini. Penulis
banyak berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan – kesempatan berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyana, Deddy. 2010. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar.
Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA
Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Raja Grafindo
Persada:Jakarta 2007
Cangara, Hafied, Pengantar Ilmu
Komunikasi. Raja Grafindo Persada. Jakarta 2010.
Frans M. Royan. Sukses Menjual Kenali
Konsumen Anda. Andi. Yogyakarta. 2008.
Djuhdie, Achmad (2010). Komunikasi lebih dari sekedar lisan .
Richard. 2003. Manajemen, Erlangga: Jakarta.
Purwanto, Djoko. 2003. Komunikasi Bisnis. Erlangga:
Jakarta.
Muhammad, Arni. 2004. Komunikasi Bisnis: Bumi Aksara.
Robbins, Stephen. 2002. Perilaku Organisasi. Printice
Hall: Jakarta.
Label:Artikel
MAKALAH

Ruang Lingkup Aliran Atau Arus Dalam Komunikasi Organisasi
Silahkan download materi kelompok 3 disini PDF
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Komunikasi Organisasi
a.
Pengertian
Komunikasi
Komunikasi adalah proses
penyampaian pesan dari komunikator ke komunikan dengan menggunakan media dan
menimbulkan feedback.
b.
Pengertian
organisasi
Organisasi adalah
sekelompok orang yang membentuk sebuah lembaga yang terstruktur dan sistematis
serta mempunyai tujuan, visi dan misi yang sama untuk menciptakan kesejahteraan
bersama.
c.
Pengertian
Komunikasi Organisasi
Menurut Frank Jefkinse
mengatakan bahwa komunikasi organisasi terdiri atas semua bentuk-bentuk
komunikasi yang direncanakan, kearah luar dan kearah dalam, antara sebuah
oraganisasi dan publiknya karena tujuan dari pencintraan sasaran tertentu
mengenai pemahaman.
d.
Menurut
Penulis
Komunikasi Organisasi
adalah serangkaian kerja suatu lembaga yang terstruktur dan sistematis untuk
mengkomunikasikan organisasi tersebut agar memberikan citra baik terhadap
publik dengan menggunakan komunikasi yang efektif.
2. Ruang Lingkup
Aliran atau Arus dalam Komunikasi Organisasi
a.
Pengertian
Aliran informasi atau dikenal juga dengan distribusi
informasi adalah proses dimana informasi
yang tepat disampaikan pada orang yang tepat, pada waktu yang diinginkan.
Pendistribusian informasi dalam
organisasi adalah cara-cara untuk memperoleh informasi dan berbagai informasi.
Aliran informasi dalam organisasi adalah perpindahan
informasi dalam struktur organisasi dan meteodologi yang digunakan (saluran)
dalam memindahkan informasi ini terkait
dengan budaya organisasi , proses,
waktu, dan pemaknaan sehingga informasi ini dianggap sebagai nilai,
pembelajaran atau indtruksi.
3.
Macam-macam
aliran komunikasi dalam organisasi
1. Aliran Vertikal
Aliran vertikal adalah aliran komunikasi yang
mencakup seluruh transaksi yang meliputi baik aliran informasi ke bawah maupun
ke atas yang terjadi antara atasan dan bawahan dalam suatu organisasi.
Berdasarkan (Reskohadiprodjo dan Handoko, 1999:176). Transmisi informasi
ke bawah (DOWNWARD) biasanya dipandang sebagai hal yang terjadi
bersamaan dengan aliran wewenang organisasi, yang diberikan dari eselon
tertinggi sampai eselon terendah. Walaupun komunikasi ke bawah mungkin
melaksakan beberapa fungsi, secara mendasar digunakan untuk memberi perintah
dan instruksi. Katz dan Khan mengemukakan bahwa aliran komunikasi ke bawah
mempunyai lima tujuan pokok :
a.
Untuk memberikan pengarahan-pegarahan atau instruksi kerja tertentu
(spesifik)
b.
Untuk memberikan informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan
(rationale of a job)
c.
Untuk memberikan informasi tentang posedur-prosedur dan praktik
organisasional.
d.
Untuk memberikan umpan balik pelaksaan kerja kepada kariawan atau
bawahan.
e.
Untuk menyaikan informasi mengenai aspek ideologi dalam membentuk
organisasi menanamkan pengertian tentang tujuan-tujuan yang ingin dicapai.
Komunikasi ke
bawah dapat berupa tulisan atau lisan. Contoh komunikasi tertulis adalah
memorendum, manual, majalah, surat kabar, buletin, dan penyebaran informasi.
Beberapa contoh komunikasi lisan yang mengalir ke bawah termasuk media
pengarahan verbal/lisan, percakapan, konperensi, dan kontak telepon. Secara
lebih terperinci, aliran komunikasi vertikal ke bawah mungkin berbentuk :
1.
Rantai perintah
2.
Plakat dan papan pengumuman
3.
Majalah perusahaan
4.
Surat pada kariawan
5.
Buku petunjuk kariawan
6.
Kotak informasi
7.
Sistem pengeras suara
8.
Secarik kertas tanda terima gaji
9.
Desas desus
10. Laporan tahunan
11. Pertemua kelompok
12. Serikat sekerja
Komunikasi
kebawah mengalir dari tingkat atas ke tingkat bawah dalam sebuah organisasi dan
mencakup kebijakan pimpinan, instruksi, dan memo resmi. Berdasarkan (Gibson,
Ivancevich, dan Donnelly,1985: 110)
Gerakan
informasi ke atas (UPWARD) melalui tingkatan-tingkatan hirarki organisasional
paling sering berbentuk umpan balik pelaksanaan kerja dan secara mendasar
dihubungkan dengan fungsi pengawasan. Sebagai cotoh, penyampaian data keluaran
produksi ke atas adalah esensial bagi fungsi pengawasan produksi. Di samping
itu, komunikasi ke atas juga melaksankan peranan integratif dengan menyediakan
sarana-sarana penyampaian masalah yang dihadapi para kariawan. Survei sikap,
menajemen berdasarkan sasaran (managemen by objektives), dan terdengarnya
keluhan merupakan beberapa contoh komunikasi ke atas. Secara lebih terperinci,
aliran komunikasi vertikal ke atas mungkin berbentuk :
1.
Kontak tatap muka
2.
Pertemuan kelompok
3.
Prosedur pengaduan
4.
Sistem kelah
5.
Daftar pertanyaan tentang semangat kerja
6.
Surat usulan
7.
Pemberian saran
8.
Wawancara
9.
Kebijaksaan pintu terbuka
10. Serikat sekerja
11. Mata-mata kariawan
12. Desas desus
Komunikasi
keatas mengalirkan dari tingkat bawah ke tingkat atas sebuah organisasi, dan
mencakup kotak saran, pertemuan kelompok, dan prosedur keluhan.
Berdasarkan (Gibson, Ivancevich, dan
Donnelly,1985: 110).
2.
Aliran
Horizontal (Lateral)
Komunikasi horizontal mencakup seluruh penyampaian
informasi yang lahir secara lateral dalam suatu organisasi. Transmisi ibi dapat
dikelompokkan menurut terjadinya :
a.
Diantara para karyawan dalam sekelompok kerja yang sama
b.
Antara kelompok-kelompok yang mempunyai kedudukan (status) sederajat atau
antar departement
Sebagai contoh, akan ada aliran komunikasi horinzontal dalam dan antara
unit-unit kerja seperti pemasaran, produksi, keuangan, penelitian, dan hubungan
industrial : atau diantara para manajer pabrik atau superintendent. Komunikasi
ini bersifat koordinatif, karena hal ini paling sering bersangkutan dengan
aliran kerja. Karena komunikaisb horizontal terutama terjadi diantara
orang-orang yang berkedudukan sederajat atau hampir sepadan, maka cenderung
tidak begitu menakutkan, lebih akurat dan lebih cepat dibanding komunikasi
vertikal.
Komunikasi horizontal mengalir melintasi berbagai
fungsi dalam berbagai organisasi. Bentuk kominikasi ini diperlukan untuk mengkoordinasi dan
mengintegrasikan berbagai fungsi organisasi. Berdasarkan (Gibson, Ivancevich, dan Donnelly,1985: 111).
3.
Aliran
Diagonal
Aliaran komunikasi diagonal mencakup seluruh
transmisi informasi yang memotong silang rantai perintah organisasi. Komunikasi
diagonal paling sering berbentuk interaksi antara para manajer lini dan para
anggota staff atau unit-unit pelayanan. Dalam masalah ini para pimpinan
organisasi perlu menyadari bahwa sering terjadi konflik dalm komunikasi lini –
staff diagonal. Berbagai studi yang telah dilakukan mengambil kesimpulan bahwa
para staff mempunyai kegiatan komunikasi dan pengetahuan tentang berbagai peristiwa
organisasi lebih besar dari pada para karyawan lini. Suatu studi yang dilakukan
Davis memberikan beberapa keterangan tentang hal itu:
a.
Komunikasi merupakan fungsi utama banyak spesialis staff. Mereka secara
rutin mendapatkan data dan melaksanakan kegiatan-kegiatan, seperti penyiapan
laporan dan penyebaran pengarahan-pengarahan.
b.
Para spesialis staff biasanya mempunyai saluran-saluran komunikasi lebih
pendek ke menajemen puncak (atas), karena pada umumnya personalia staff
ditempatkan pada posisi-posisi tinggi dalam hirarki menajemen.
c.
Banyak spesialis staff harus secara terus-menerurs mendatangi berbagai
departement suatu perusahaan untuk melaksakan tugas-tugas mereka. Mobilitas ini
memungkinkan karena mempunyai kesempatan lebih besar untuk memperoleh dan menyebarkan
informasi, sehingga dapat mengembangkan jangakauan komunikasi yang lebih luas.
d.
Karena keahlian khusus mereka, para spesialis staff biasanya lebih banyak
terlibat dalam pelaksanaan keputusan-keputusan dibanding karyawan lini.
Komunikasi diagonal bersilang melintasi fungsi dan
tingkatan dalam organisasi, serta penting dalam situasi dimana anggota tidak
dapat berkomunikasi lewat saluran keatas, kebawah, atau pun horizontal.
Berdasarkan (Gibson, Ivancevich, dan
Donnelly,1985: 111).
4. Mengatur Arus
Informasi dalam Komunikasi Organisasi
Teknik ini meliputi pengaturan komunikasi guna
menjamin arus informasi yang optimal kepada manajer, sehingga meniadakan
hambatan “beban lajak komunikasi” komunikasi diatur dalam kaitannya dengan mutu
dan jumla. Gagasan ini didasarkan pada prinsip pengecualian manajemen, yang
menyatakan bahwa hanya penyimpangan penting dari kebijaksanaan dan prosedurlah
yang harus diperhatikan oleh atasan. Dalam kaitannya dengan komunikasi formal,
berarti bahwa atasan hanya perlu dikomunikasikan jika, terjadi hal-hal yang bersifat
luar biasa dan bukan sekedar demi komunikasi itu sendiri. Dibawah ini akan
dipaparkan prinsip dalam arus komunikasi yang bisa diterapkan dalam organisasi
mekanistik, akan tetapi tidak untuk organik.
1.
Memanfaatkan
balikan
Balikan menyediakan sebuah aluran bagi tanggapan penerima yang
memungkinkan komunikator untuk menentukan apakah pesannya sudah diterima san
menghasilkan tanggapan yang diinginkan atau tidak. Dalam komunikasi tatap muka,
dimungkinkan adanya feedback langsung, tapi pada komunikasi kebawah sering
terjadi ketidak akuratan keran kurangnya kesempatan penerima untuk memberikan
balikan.
2.
Empati
Empati berorietasi pada si penerima, bukan komunikator, empati
mengharuskan komunikator menempatkan dirinya pada kedudukan penerima sehingga
dapat memperkirakan bagaimana emungkinan penguaian sandi pesan yang akan
disampaikan. Empati ini kemampuan menempatkan diri dalam peran orang lain dan
mengandaikan sudut pandang serta emosi orang itu. Agar direktur dapat
berkomunikasi secara efektif denga para penyedia, agar dosen dapat
berkomunikasi efektif dengan mahasiswanya, dll.
3.
Pengulangan
Pengulangan adalah prinsip belajar yang sudah diterima dan mengandung
unsul pengulangan ke dalam kimunikasi apabila ada bagian pesan yang tidak
dimengerti yang tetap membawa pesan yang sama.
4.
Mendorong
Terciptanya Rasa saling percaya
Adanya tekanan waktu sering memperkecil kemungkinan si manajer akan mampu
berkomunikasi dan mendorong penyampiain balikan atau komunikasi keatas setiap
kali berkomunikasi. Mengembangkan suasana saling mempercayai akan lebih mudah
melakukan setiap komunikasi, dan tidak ada salah paham dikalangan mereka.
5.
Penentuan
waktu yang efektif
Setiap hari orang menghadap ribuan pesan, banyak diantara pesan ini tidak
pernah diuraikan atau dterima karena tidak mungkin menampung seluruh pesan.
Banyak organiasi mengadakan “rapat
khusus” disuatu tempat untuk menyusun kebijaksanaan atau perencanaan
penting. Dalam keadaan sehari-hari,
komunikasi yang efektif dapat diperlancar dengan menentukan waktu yang teat
untuk mengumumkan suatu yang penting.
6.
Menyedehanakan
Bahasa
Bahasa yang rumit merupakan hambatan utama bagi komunikasi yang efektif.
Maka dari itu, menggunakan bahasa yang sederhana apalagi ketika berkomunikasi
dengan oran yang berada di luar kelompok kita itu sangat di haruskan. Karena
belum tentu mereka yang bukan dari kelompok kita akan mengerti terhadap bahasa
atau istilah teknis kita. Karena sesungguhnya, bila si penerima tidak paham
terhadap apa yang ia terima, sebenarnya tidakterjadi komunikasi yang efektif.
7.
Menyimak
Secara Efektif
Seseorang untuk meningkatkan komunikasi, harus berusaha dipahami dan
dimengerti, ini berarti haruslah menyimak. Karena kalau hanya mendengar saja
itu tidak akan cukup. Salah satu cara yang mendorong seseorang untuk
mengungkapkan perasaan, keinginan dan emosi yang sebenarnya ialah dengan
menyimak.
5.
Aliran Atau Arus Komunikasi Dalam Organisasi
Salah satu tantangan besar dalam berkomunikasi organisasi adalah bagaimana
menyampaikan informasi ke seluruh bagian organisasi dan bagaimana menerima
informasi dari seluruh bagian organisasi. Mengapa hal ini di permasalahkan ?
Proses ini berhubungan dengan aliran informasi. Mengapa hal ini dipermasalahkan
? Proses aliran informasi merupakan proses yang rumit. Apa yang dikemukan dalam
struktur dapat saja bukan yang sebenarnya terjadi. Efesiensi dapat bergantung
pada aliran informasi, tetapi ini bukan pertimbangan satu-satunya. Organisasi
mengandalkan inovasi dan harus mampu mengahsilkan informasi dari para
anggotanya. Aliran informasi dapat membantu menentukan iklim dan moral
organisasi, yang pada gilirannya berpengaruh pada aliran informasi. Teknologi
baru menimbulkan pertanyaan menegani bagaimana mempengaruhi aliran informasi ?.
6.
Sifat Aliran Informasi Dalam Organisasi
Aliran informasi dalam suatu organisasi adalah suatu proses
dinamik, dalam proses inilah pesan-pesan secara tetap dan berkesinambungan
diciptakan, ditampilkan, dan dinterpretasikan. Proses ini berlangsung terus dan
dan berubah secara konstan, artinya komunikasi organisasi bukanlah sesuatu yang
terjadi kemudian berhenti. Komunikasi terjadi sepanjang waktu. Dalam kaitan
dengan itu, Guetzkow menyatakan bahwa airan informasi dalam suatu organisasi
dapat terjadi dengan tiga cara di antaranya : Serentak, berurutan, dan
kombinasi dari keduanya.
1.
Penyebaran Pesan Secara Serentak
Sebagian besar dari komunikasi organisasi berlangsung dari orang ke
orang, atau diadik, hany melibatkan sumber pesan dan penerima- yang menginterpretasikan
pesan – sebagai tujuan akhir. Meskipun demikian, cukup sering seorang
menginginkan informasi disampaikan kepada lebih dari satu orang,misalnya bila
diperlukan perubahan jadwal kerja atau bila kelompok harus diberi penjelasan
mengenai suatu prosedur baru. Sering kali pesan-pesan disebut memo dikirimkan
kepada sejumlah orang dal sebuah organisasi.
2.
Penyebaran Pesan Secara Berurutan
Hanney mengemukakan bahwa “ penyampaian pesan berurutan merupakan
bentuk komunikasi yang utama, yang pasti terjadi dalam organisasi “. Penyebaran
informasi berurutan meliputi perluasan bentuk penyebara diadik, jdi pesan
disampaikan dari si A kepada si B kepada si C begitu seterusnya dalam serangkaian
transaksi dua orang, dalam hal ini setiap individu kecuali orang ke-1 (sumber
pesan), mula-mula menginterprestasikan pesan yang diterimanya dan kemudian
meneruskan hasil interpretasikan kepada orang berikutnya dalam rangakaian
tersebut.
Proses penyebaran pesan secara berurutan ini memperlihatkan pola “
siapa berbicara kepada siapa pesan di sampaikan “. Penyebaran tersebut
mempunyai suatu pola sebagai salah satu ciri terpentingnya. Bila pesan
disebarkan secara berurutan, penyebaran informasi berlangsung dalam waktu yang
tidak berurutan, jadi informasi tersebut tiba ditempat yag berbeda dan pada
waktu yang berbeda pula. Individu cenderung menyadari adanya informasi yang
berlainan. Karena adanya perbedaan dalam menyadari informasi tersebut, mungkin
timbul masalah dalam koordinasi. Adanya keterlambatan dalam penyebaran
informasi akan menyebabkan informasi itu sulit digunakan untuk membuat
keputusan karena ada orang yang belum memperoleh informasi. Bila jumlah orang
yang harus diberi informasi cukup banyak, proses berurutan memerlukan waktu
yang lebih lama lagi untuk menyampaikan informasi kepada mereka. Selain itu,
kebenaran atau kecermatan, informasi akan terganggu sebagai akibat dari
interpretasi dan reproduksi pesan yang berlangsung dalam penyampaian secara
berurutan.
3. Penyebaran Pesan Secara Seentak dan Berurutan
( Kombinasi )
Proses penyebaran pesan secara
kombinasi (serentak dan Berurutan ) merupakan pola komunikasi yang kadang
terjadi dalam organisasi. Ketika pimpinan sebuah organisasi atau perusahaan
mengadakan pertemuan (metting) yang melibatkan beberapa dapertemen
secara keseluruhan, baik pimpinan alam dapertemen ataupun bawahannya ikut diundang
dalam pertemuan tersebut dan dalam waktu yang bersamaan ikut mendengarkan
pengarahan dari pimpinan organisasi atau perusahaan, proses ini disebut
penyebaran pesan secara kombinasi. Dikatakan kombinasi karena proses penyebaran
disampaikan secara bersamaan dalam waktu yang sama dan dalam pelaksanaan atau
realisasi pesan dari pimpinan diinterpretasikan secara bertingkat atau
berurutan. Artinya, sumber utama menyampaikan pesan kepada seluruh jajaran yang
di dalamnya ada pimpinan dapertemen dan anggota, tetapi penyebaran pesan
operasional berjalan secara berurutan. (R. Wayne Pace Don F. Faules,
1998:171-173)
7.
Pola Aliran Informasi Dalm Organisasi
Organisasi adalah komposisi sejumlah orng-orang yang menduduki
posisi atau peranan tertentu. Di antara orang-orang ini saling terjadi
pertukaran pesan. Pertukaran pesan itu melalui jalan tertentu yang dinamakan
pola aliran informasi atau jaringan komunikasi. Suatu jaringan komunikasi
berbeda dalam besar dan strukturnya misalnya mungkin hanya diantara dua orang,
tiga orang atau lebih dan mungkin juga di antara keseluruhan orang dalam
organisasi. Bentuk struktur dari jaringan itupun juga akan berbeda – beda.
Peranan individu dalam system komuikasi ditentukan oleh hubungan
struktur antara satu individu dengan individu lainnya dalam organisasi.
Hubungan ini ditentukan oleh pola hubungan interaksi individu dengan aliran
informasi dalam jaaringan komunikasi. (Arni Muhammad, 2005:102).
Pengertian jaringan disini adalah saluran yang digunakan untuk
meneruskan pesan dari satu orang ke orang yang lain. Jaringan ini dapat diliht
dari dua perspektif. Pertama, kelompok kecil sesuai dengan sumber daya
yang dimilikinya akan mengembangkan pola komuikasi yang menggabungkan beberapa
struktur jaringan komunikasi. Jaringan komunikasi ini kemudian merupakan system
komunikasi umum yang akan digunakan oleh kelompok dalam mengirimkan pesan dari
satu orang ke orang lainnya. Kedua, jaringan komunikasi ini bisa
dipandang sebagai struktur yang diformalkan yang diciptakan oleh organisasi
sebagai sarana komunikasin organisasi.
Dalam kaitannya dengan ini ada lima pola aliran informasi yang
dapat dijumpai di umumnya kelompok dan organisasi, di antaranya sebagai berikut
:
1.
Pola lingkaran
Pola lingkaran
tidak memiliki pemimpin. Semua anggota psisinya sama. Mereka memiliki wewenang
atau kekuatan yang sama untuk mempengaruhi kelompok. Setiap anggota bisa
berkomunikasi dengan dua anggota lain disisinya.
2.
Pola Roda
Pola roda
memiliki pemimpin yang jelas, yaitu yang posisinya di pusat. Orang ini
merupakan satu-satunya yang dapat mengirim atau menerima pesan dari semua
anggota. Oleh karena itu, jika sesorang ingin berkomunikasi dengan anggota
lain, maka pesannya harus disampaikan melalui pemimpinnya.
3.
Pola Y
Pola Y relative
kurang tersentralissasi dibandingkan dengan pola roda, tetapi lebih
tersentralisasi dibandingkan dengan pola lainnya. Pada pola Y terdapat pemimpin
yang jelas. Anggota ini dapat mengirim dan menerima pesan dari dua orang
lainnya. Ketiga anggota lainnya komunikasinya terbatas hanya dengan satu orang
lainnya.
4.
Pola Rantai
Pola rantai
sama dengan dengan pola lingkaran kecuali bahwa para anggota yang paling ujung
hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang saja. Keadaan terpusat juga
terdapat sini. Orang yang berada di posisi tengah-tengah lebih berperan sebagai
pemimpin daripada mereka yang berada di posisi lain.
5.
Pola Semua Saluran atau Bintang
Pola semua
saluran atau pola bintang hampir sama dengan pola lingkaran dalam arti semua
anggota adalah sama dan semuanya juga memiliki kekutan yang sama untuk
mempengaruhi anggota lainnya. Akan tetapi, dalam struktur semua saluran, setiap
anggota bisa berkomunikasi dengan setiap anggota lainnya. Pola ini memungkinkan
adanya partisipasi anggota secara optimum.
Untuk
mengetahui jaringan komunikasi serta peranannya dapat digunakan analisis
jaringan. Dari hasil analisis jaringan ini apat diketahui bentuk hubungan atau
koneksi orang-orang dalam organisasi serta kelompok tertentu. Keterbukaan satu
kelompok dengan kelompok lainnya dan orang-orang yng memegang peranan utama
dalam satu organisasi. Ada enam peranan jaringan komunikasi yaitu :
1.
Opinion
Leader (Pemimpin pendapat atau pemuka
pendapat ) adalah pimpinan informal dalam organisasi. Mereka ini tidaklah
selalu orang-orang yang mempunyai otoritas formal dalam organisasi tetapi
membimbing tingkah laku anggota organisasi dan mempengaruhi keputusan mereka.
(Arni Muhammad, 2005:103) orang ini, disebut pemimpin pendapat atau pemuka
pendapat, yang dibutuhkan karena pendapat dan pengaruh mereka. Mereka merupakan
orang-orang yang mengikuti persoalan dn dipercaya orang-orang lainnya untuk
mengetahui apa yang sebenarny terjadi. Katz dan Lazarsfeld menggambarkan
seorang pemimpin pendapat atau pemuka pendapat sebagai, “ suatu bentuk
kepemimpinan yang nyaris tidak kelihatan dan tidak dikenali, pada tingkat per
orang-orang dalam kontak biasa, akrab, maupun kontak sehari-hari”. Organisasi
formal, sama seperti komunitas, memiliki pemimpin pendapat yang mempengaruhi
apa yang diyakini dan yang dilakukan oleh orang-orang. Mereka melakukan fungsi
kunci komunikasi dengan mempengaruhi pembentukan pendapat dan perubahan sikap.
Mereka dimintai pendapat, dan angggota – anggota organisasi mendengarkan
mereka. (R. Wayne Pace Don F. Faules, 1988:183).
2.
Gate
Keepers (Penjaga Gawang) adalah individu
yang mengontrol arus informasi di antara anggota organisasi. Mereka berada di
tengah suatu jaringan dan menyampaikan pesan dari satu orang kepada orang lain
atau tidak memberikan informasi. Gate Keepers dapat menolong anggota penting dari organisasi
seperti pimpinan, menghindarkan informasi yang terlampau banyak dengan hanya
memberikan informasi yang penting-penting saja terhadap mereka. Dalam hal ini
gate keepers mempunyai kekuasaan dalam meutuskan apakah suatu informasi penting
atau tidak. Jika gate keepers memutuskan bahwa informasi tersebut tidak
penting, kemudian seseorang mendapatkan informasi tersebut, maka mungkin
informasi tersebut tidak diberikan. Nytalah bahwa Gate Keepers ini sangat penting
dalam jaringan komunikasi. (Arni Muhammad, 2005:103).
3.
Cosmopolites
(kosmopolit) adalah individu
yang mneghubungkan individu organisasi dengan lingkungannya. Mereka ini
mengumpulkan informasi dari sumber-sumber yang ada dalam lingkungan dan
memberikan informasi mengenai organisasi kepada orang-orang tertentu pada
lingkungannya. (Arni Muhammad 2005:103) atau dengan kata lain, seorang
kosmopolit adalah individu yang melakukan kontak dengan dunia luar, dengan
individu – individu di luar organisasi. Kosmopolit menghubungkan para anggota
organisasi dengan orang-orang dan peristiwa-peristiwa di luar batas-batas
struktur organisasi. Anggota organisasi yang banyak berpergian, yang aktif
dalam asosiasi-asosiasi propesional, dan mebaca terbitan-terbitan regional,
nasional dan internasional cenderung menjadi lebih cosmopolitan. Mereka
memiliki kontak yang lebih kerap dengan sumber-sumber di luar organisasi dan
bertindak sebagai saluran bagi gagasan-gagasan baru yang akan memasuki
organisasi. (R. Wayne Pace Don F. Faules, 1998:183).
4.
Bridge
(Jembatan) adalah anggota kelompok atau klik dalam suatu organisasi
yang menghubungkan kelompok itu dengan anggota kelompok lainnya. Individu ini membantu
saling memberi informasi di antara kelompok-kelompok dan mengkoordinasi kelompok
(Arni Muhammad, 2005:103). Atau dengan kata lain, jembatan adalah seorang
anggota klik yang memiliki sejumlah kontak yang menonjol dalam kontak antar
kelompok, menjalin kontak dengan anggota klik lain. Sebuah jembatan rentan
terhadap semua kondisi yang menyebabkan kehilangan, kerusakan, dan penyimpangan
informasi. (R. Wayne Pace Don F. Faules, 1998:179).
5.
Liaison
(Penghubung) adalah sama peranannya dengan Bridge (Jembatan)
tetapi individu itu sendiri bukanlah anggota dari suatu kelompok tetapi dia merupakan
penghubung diantara satu kelompok dengan kelompok yang lainnya. Individu ini
juga membantu dalam membagi informasi yang relevan di antara
kelompok-kelompok dalam organisasi. Atau
dengan kata lain, penghubung di sini merupakan orang yang mengaitkan atau
menghubungkan dua klik atau lebih tetapi ia bukan anggota salah satu kelompok
yang dihubungkan tersebut. Penghubung mengaitkan satuan-satuan organisasi
bersama-sama dan menggambarkan orang-orang yang berlaku sebagai penyaring
informasi dalam organisasi. Ross dn Harry mengemukakan bahwa “ Bila seorang
penghubung menyebabkan kemacetan, organisasi akan dirugikan, sedangkan bila
penghubung efesien, ia cenderung melancarkan aliran informasi di seluruh
organisasi”. Ini artinya, penghubung memegang peranan penting bagi berfungsinya
organisasi secara efektif. Penghubung ini dapat melancarkan begitu juga
sebaliknya. Itulah sebabnya Rogers dan Agarwala- Rogers menyatakan menyatakan
bahwa “ Peranan penghubung ini harus diciptakan secara formal dalam suatu
organisasi apabila tidak ada penghubung secara informal”. (R.Wayne Pace Don F.
Faules, 1998: 179-180).
6.
Isolate
(Penyendiri) adalah anggota organisasi yang mempunyai kontak
minimal dengan orang lain dalam organisasi. Oran-orang ini menyembunyikan diri
dalam organisasi atau diasingkan oleh teman-temannya. ( Arni Muhammad,
2005:103) Atau dengan kata lain, penyendiri adalah mereka yang hanya melakukan
sedikit atau sama sekali tidak mengadakan kontak dengan anggota kelompok
lainnya. Konsep penyendiri ini relative dan harus didefinisikan untuk setiap
analisis jaringan kerja komunikasi. Biasanya jaringan kerja didefinisikan
bergantung pada isi pesan. Jadi mungkin saja seorang anggota organisasi
menyendiri dalam suatu jaringan yang pesan-pesannya mengenai hubungan
pemerintahan dengan organisasi, tetapi menjadi anggota klik sentral bila
pesan-pesannya berkenaan dengan administrasi internal dari suatu divisi dalam
organisasi tersebut. Beberapa anggota orgaisasi menjadi penyendiri bila
berurusan dengan kehidupan pribadi pegawai – pegawai lainnya tetapi jelas
merupakan anggota klik bila pesan-pesan berkenaan dengan perubahan dalam
kebijakan dan prosedur organisasi. Goldhaber meringkaskan sifat-sifat khusus
penyendiri. Ia menyatakan bahwa penyendiri berbeda dengan anggota klik dalam
hal
a.
Kurang
aman dalam konsep diri mereka
b.
Kurang
termotivasi oleh cita-cita
c.
Kurang
bersedia untuk berinteraksi dengan orang lain
d.
Lebih
muda dan kurang berpengalaman dalam system
e.
Lebih
jarang menduduki posisi yang kuat dalam organisasi
f.
Lebih
cenderung menahan daripada melancaarkan aliran informasi
g.
Relative
lebih tidak puas dengan system
h.
Beranggapan
bahwa system komunikasi tertutup bagi mereka. (R. Wayne Pace Don F. Faules,
1998:179).
Dalam kaitan dengan ini, ada sejumlah penelitian yang dilakukan
oleh beberapa ahli, di antaranya : studi Schwarth, yang mempelajari
karakteristik dari Liaison atau orang yang sebagai pengantara dalam
jaringan arus informasi formal. Studi ini menghasilkan bahwa orang yang sebagai
pengantara memegang posisi atau status yang lebih tinggi dari orang – orang
lain yang bukan sebagai pengantara dan merupakan wakil-wakil yang kuat dalam
struktur pimpinan. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Davis adalah mempelajari
pemindahan desas-desus dalam suatu organisasi. Hasil penelitian sebelumnya
menyatakan bahwa ada kekompakan kelompok dalam menyampaikan pesan yang bersifat
desas-desus ini individu yang mempunyai
informasi yang relevan dengan kelompoknya mengkomunikasikan dengan cepat pesan
itu kepada anggota kelompok yang lain, tetapi tidak dikomunikasikan kepada
orang dari kelompok lain. Davis menemukan bahwa brapa individu secara konsisten
keluar dari arus pesan yang bersifat desas-desus dan tidak mengambilnya sebagai
sumber informasi. Ini menunjukkan bahwa ada perbedaan peranan informasi dalm
suatu organisasi. ( Arni Muhammad, 2005:105-106)
8. Arah Aliran Informasi
Dalam Organisasi
1.
Komunikasi Ke Bawah
Komunikasi bawah dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi
mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas
lebih rendah. Biasanya kita beranggapan bahwa informasi bergerak dari menajemen
kepada para pegawai, namun dalam organisasi kebanyakan hubungan ada pada
kelompok manajemen.
Ada lima jenis informasi yang bisa dikomunikasikan dari atasan
kepada bawahan, diantaranya :
1.
Informasi
mengenai bagaimana melakukan pekerjaan
2.
Informasi
mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan
3.
Informasi
mengenai kebijakan dan praktik-praktik organisai
4.
Informasi
mengenai kinerja pegawai
5.
Informasi
untuk mengembangkan rasa memiliki tugas (sense
f mission)
Sedangkan untuk pemilihan metode dan media dalam proses komunikasi
ke bawah dapat melalui :
1.
Tulisan
2.
Lisan
3.
Tulisan
diikat lisan
4.
Lisan
di ikuti tulisan
Dalam kaitannya itu, ada enam kriteria yang sering digunakan untuk
memilih metode penyampaian informasi kepada para pegawai, di antaranya :
1.
Ketersediaan
Metode-metode
yang tersedia dalam organisasi cenderung dipergunakan. Setelah
menginventarisasikan metode yang tersedia, organisasi dapat memutuskan metode
apa yang dapat ditambahkan untuk suatu program keseluruhan yang lebih efektif.
2.
Biaya
Metode
yang dinilai paling murah cenderung dipilih untuk penyebaran informasi rutin
dan tidak mendesak. Bila diperlukan atau diinginkan penyebara informasi yang
tidak rutin dan mendesak, metode yang lebih bahal tetapi lebih cepat dapat
digunakan.
3.
Pengaruh
Metode
yang tampakya memberi pengaruh atau kesan paling besar sering dipilih metode
yang baku.
4.
Relevansi
Metode
yang tampak paling relevan dengan tujuan yang ingin dicapai akan lebih sering
dipilih. Bila tujuannya singkat dan sekedar menyampaikan informasi, dapat dilakukan
dengan pembicaraan diikuti oleh memo. Bila tujuannya menyampaikan masalah yang
rinciannya rumit, metode laporan teknis tertulis adalah metode yang mungkin
dipilih.
5.
Respons
Metode
yang dipilih akan dipengaruhi oleh ketentuan apakah dikehendaki atau diperlukan
respons khusus terhadap informasi tersebut. Dalam lingkugan penelitian mungkin
diinginkan menggunakan metode yang memungkinkan dan mendoroang peserta
pelatihan untuk bersikap tanggap dan mengajukan pertanyaan. Dalam kasus seperti
ini, pertemuan tatap-muka mungkin menjadi metode yang dipilih.
6.
Keahlian
Metode
yang tampaknya sesuai dengan kemampuan pengirim untuk menggunakan dan dengan
kemampuan penerima untuk memahaminya cenderung
digunakan daripada metode yang tampaknya di luar kemampuan komunikator
atau di luar kemampuan pemahaman pegawai yang menerimanya. (R. Wayne Pace Don F. Faules, 1998:183-188)
2.
Komunikasi Ke Atas
Komunikasi
ke atas dalam sebuah organisasi berarti bahwa sebuah informasi mengalir dari
tingkat yang lebih rendah (bawahan) ketingkat yang lebih tinggi (penyelia).
Jenis komunikasi ini biasanya mencakup :
1.
Kegiatan
yang berkaitan dengan pekerjaan. Artinya, apa yang sedang terjadi di
pekerjakan, seberapa jauh pencapaiannya, apa yang masih harus dilakukan, dan
masalah lain yang serupa.
2.
Masalah
yang berkaitan dengan pekerjaan dan pertanyaan yang belum terjawab.
3.
Berbagai
gagasan untuk perubahan dan saran-saran perbaikan
4.
Perasaan
yang berkaitan dengan pekerjaan mengenai organisasi, pekerjaan itu sendiri,
pekerjaan lainnya, dan masalah lain yang serupa. (Arni Muhammad, 2005: 188)
Komunikasi
ke atas sangat penting untuk mempertahankan dan bagi pertumbuhan organisasi.
Karena :
a.
Aliran
informasi ke atas memberi informasi berharga untuk pembuatan keputusan oleh
mereka yang mengarahkan organisasi dan pengawai kegiatan orang-orang lainnya.
b.
Komunikasi
ke atas memberitahukan kepada penyelia kepada bawahan mereka siap menerima
informasi dari mereka dan seberapa baik bawahan menerima apa yang dikatakan
kepada mereka.
c.
Komunikasi
ke atas memungkinkan – bahkan mendorong – omelan dan keluh kesah muncul
kepermukaan sehingga penyelia tahu apa yang mengganggu mereka yang paling dekat
dengan operasi-operasi sebenarnya.
d.
Komunikasi
ke atas menumbuhkan apresiasi dan loyalitas kepada organisasi dengan memberi
kesempatan kepada pegawai untuk mengajukan pertanyaan dan menyumbang gagasan
serta saran-saran mengenai operasi organisasi
e.
Komunikasi
ke atas mengizinkan penyelia untuk menentukan apakah bahawan memahami apa yang
diharapkan dari aliran informasi ke bawah
f.
Komunikasi
ke atas membantu pegawai mengatasi pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan
mereka dengan pekerjaan mereka dan dengan organias tersebut
3.
Komunikasi Horizontal
Komunikasi orizontal terdiri dari penyampaian informasi di antara
rekan-rekan sejawat dalam unit kerja yang sama. Unit kerja meliputi
individu-individu yang ditempatkan pada tingkat otoritas yang sama dalam
organisasi dan mempunyai atasan yang sama. Ada pun tujuan komunikai horizontal
sebagai berikut :
a.
Untuk
mengkoordinasikan penugasan kerja para anggota bagian pelatihan dan
pengembangan memiliki kegiatan pelatihan utama untuk mengatur dan menyampaikan.
Mereka harus saling bertemu mengkoordinasikan pembagian tugas.
b.
Berbagai
informasi mengenai rencana dan kegiatan. Bila gagasan dari beberapa orang
menjanjikan hasil yang lebih baik daripada gagasan satu orang., komunikasi
horizontal menjadi amat penting. Dalam menciptakan rancangan suatu program
pelatihan atau kampanye hubungan masyarakat, anggota-anggota suatu bagian
mungkin perlu berbagai informasi mengenai rencana-rencana mereka dan apa yang
akan mereka kerjakan.
c.
Untuk
memecahkan masalah. Baru-baru ini tiga mahasiswa di tempat terpencil ditugaskan
di sebuah lokasi umum yang sama. Mereka bertemu dan terlibat dalam komunikasi
horizontal dengan tujuan untuk mengurangi jumlah perjalanan yang tidak perlu
dan berbagai tumpangan kendaraan. Mereka mampu mengurangi biaya dan bekerja
bersama untuk melaksanakan tugas-tugas organisasi dengan kesulitanyang lebih
sedikit.
d.
Untuk
memperoleh pemahaman bersama. Bila diusulkan perubahan-perubahan sebagai
persyaratan untuk sutau bidang studi utama akademik, dosen-dosen harus bekerja
bersama-sama untuk menghasulkan suatu pemahaman bersama mengenai perubahan apa
yang harus dibuat. Pertemuan dan pembicaraan diantara dosen-dosen yang tingkat
organisasinya sama dan dijurusan yang sama, amat penting untuk mencapai
pemahaman bersama.
e.
Untuk
mendamaikan, berunding, dan menegahi perbedaan. Individu-individu sering
mengembangkan pilihan dan prioritas yang akhirnya menimbulka ketidaksepakatan.
Bila hal ini terjadi, komunikasi horizontal diantara para anggota unit kerja
merupakan hal pokok dalam mendamaikan perbedaan. Kenyataannya, beberapa
perbedaan perlu dirundingkan dan didamaikan. Hanya dengan melalui komunikasi
horizontal prioritas dapat disesuaikan dan konflik diselesaikan.
f.
Untuk
menumbuhkan dukungan antarpersonal. Karena kita memakai sejumlah besar waktu
kita untuk berinteraksidengan orang lain dalam pekerjaan, kita semua – sampai
tingkat tertentu – memperoleh dukungan antarpersonal dan rekan-rekan kita.
Kebanyakan komunikasi horizontal kita bertujuan untuk memperkuat ikatan dan
hubungan antarpesonal.
Persamaannya dengan hambatan yang mempengaruhi komunikasi ke atas
dan komunikasi ke bawah. Ketiadaan kepercayaan di antara rekan-rekan kerja,
perhatian yang tinggi pada mobilitas ke atas, dan persaingan dalam sumber daya
dapat mengganggu komunikasi pegawai – yang sama tingkatnya dalam organisasi –
dengan sesamanya.
4.
Komunikasi Lintas-Saluran
Dalam kebanyakan organisasi, muncul kegiatan pegawai untuk berbagi
informasi melewati batas-batas fungsional dengan individu yang tidak menduduki
posisi atasan maupun bawahan mereka. Misalnya, bagian-bagian seperti teknik,
penelitian, akunting, dan personalia mengumpulkan data., laporan, rencana
persiapan, kegiatan koordinasi, dan membuat nasehat kepada manajer mengenai
pekerjaan pegawai disemua organisasi. Mereka melintasi jalur fungsional dan
berkomunikasi dengan orang-orang yang diawasi dan mengawasi tetapi bukan atasan
atau bawahan mereka.
Spesialis staff biasaya paling efektif dalam komunikasi
lintas-saluran karena biasanya tanggung jawab mereka muncul dibeberapa rantai
otoritas perintah dan jaringan yang berhubungan dengan jabatan. Unit pelatihan
dan pengembangan misalnya, berhubungan dengan produksi, penjualan, relasi
industri, pembelian, penelitian, dan teknik juga dengan pelanggan, untuk
pelatihan pelanggan.
Sebagaimana dikatakan Keith Davis untuk memperkokoh pernanan
komunikasi spesialis staff maka perlu penerapan tiga prinsip sebagai berikut :
a.
Spesialis
staff harus dilatih dalam keahlian berkomunikasi
b.
Spesialis
staff perlu menyadari pentingnya peranan komunikasi mereka
c.
Menajemen
harus menyadari peranan spesialis staff dan lebih banyak lagi memanfaatkan
peranan tersebut dalam komunikasi organisasi.
5.
Komunikasi Selentingan
Dalam istilah komunikasi, selentingan digambarkan sebagai “metode
penyampaian laporan rahasia dari orang ke orang yang tidak dapat diperoleh
melalui saluran biasa”, komunikasi informal cenderung mengandung laporan
“rahasia” tentang orang-orang dan peristiwa yang tidak mengalir melalui saluran
perusahaan yang formal.
Berikut
dijelaskan uraian beberapa sifat komunikasi selentingan :
a.
Selentingan
berjalan terutama melalui interaksi mulut ke mulut.
b.
Selentingan
umumnya bebas dari kendala-kendala dan posisi.
c.
Selentinga
menyebarkan informasi dengan cepat.
d.
Jaringan
kerja selentingan digambarkan sebagai suatu “rantai kelompok” karena setiap
orang menyampaikan selentingan cenderung mengabarkannya kepada kelompok orang
daripada hanya kepada satu orang saja.
e.
Para
peserta dalam jaringan kerja selentingan cenderung menjalankan satu dari tuga
peranan berikut : penghubung, penyendiri, atau pengakhir (dead-enders) – mereka
yang biasanya tidak melanjutkan informasi.
f.
Selentingan
cenderung lebih merupakan produk suatu situasi daripada produk orang-orang
dalam organisasi tersebut.
g.
Semakin
cepat orang-orang mengetahui suatu peristiwa yang baru saja terjadi, semakin
besar kemungkinan ia menceritakannya kepada orang lain.
h.
Bila
suatu informasi yang disampaikan pada seseorag menyangkut sesuatu yang menarik
perhatiannya, semakin besar kemungkinan ia menyampaikan informasi tersebut
kepada orang lain.
i.
Aliran
utama informasi dalam selentingan cenderung terjadi dalam kelompok-kelompok
fungsional daripada antara kelompok-kelompok tersebut.
j.
Umumnya
75% - 90% dari rincian pesan yang disampaikan oleh selentingan adalah cermat :
namun, dikemukakan oleh Keith Davis “orang-orang cenderung beranggapan bahwa
selentingan kurang cermat daripada yang sebenarnya, karena
kesalahan-kesalahannya lebih dramatik dan akibatnya lebih berkesan dalam
ingatan daripada kecermatan rutin sehari-harinya. Selanjutnya, bagian-bagian
yang tidak cermat sering kali lebih penting.
k.
Informasi
selentingan biasanya tidak lengkap, menghasilkan kesalahan interpretasi bahkan
bila rinciannya cermat.
l.
Selentingan
cenderung mempengaruhi organisasi, apakah untuk kebaikan atau keburukan. Jadi
pemahaman selentingan dan bagaimana selentingan ini dapat memberi andil positif
organisasi merupakan hal yang penting. (R. Wayne Pace Don F. Faules, 1998:
195-201)
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pada dasarnya komunikasi sangat diperlukan didalam kehidupan
sehari-hari dalam aspek apapun, baik itu dalam kegiatan berorganisasi atau
dalam kehidupan sehari-hari, dalam kegiatan berorganisasi, komunikasi
diperlukan dengan tujuan agar sebuah system atau komunikasi yang ada bisa terjalin
dengan sempurna dan lebih baik.
Komunikasi dirumuskan sebagai suatu proses penyampaian
pesan/informasi diantara beberapa orang. Karenanya komunikasi melibatkan
seorang pengirim, pesan/informasi saluran dan penerima pesan yang mungkin juga
memberikan umpan balik kepada pengirim untuk menyatakan bahwa pesan telah
diterima.
Tujuan komunikasi adalah berhubungan dan mengajak dengan orang lain
untuk mengerti apa yang kita sampaikan dalam mencapai tujuan. Keterampilan
berkomunikasi diperlukan dalam bekerja sama dengan orang lain.
Aliran informasi atau dikenal juga dengan distribusi
informasi adalah proses dimana informasi
yang tepat disampaikan pada orang yang tepat, pada waktu yang diinginkan.
Pendistribusian informasi dalam
organisasi adalah cara-cara untuk memperoleh informasi dan berbagai informasi.
Aliran informasi dalam organisasi adalah perpindahan
informasi dalam struktur organisasi dan meteodologi yang digunakan (saluran)
dalam memindahkan informasi ini terkait
dengan budaya organisasi , proses,
waktu, dan pemaknaan sehingga informasi ini dianggap sebagai nilai,
pembelajaran atau indtruksi.
Aliran informasi dalam organisasi terdiri dari
aliran Vertikal, Aliran Horizontal, dan Aliran Diagonal. Dan masing-masing dari
aliran ini mempunyai arah yang berbeda-beda di dalam menyampaikan informasi
organisasi.
B.
Saran
Demikianlah
pembahasan Makalah kami tentang Ruang lingkup aliran/arus dalam komunikasi
organisasi . Kami menyadari di dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu saran dan kritikannya serta masukan yang sifatnya membangun
sangat kami harapkan, supaya menjadi catatan untuk kami di kemudian hari.
Sebelumnya
kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah ini yang
telah memberikan keprcayaan kepada kami untuk membahas materi ini.
Kepada
teman-teman yang telah berpartisipasi kami mengucapkan terima kasih atas
sumbangan waktu dan bahkan materi yang anda berikan guna suskses nya makalah
ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Masmuh,
Abdullah. 2010. Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori Dan Praktek.Malang: UPT Penerbitan
Universitas Muhammadiyah Malang.
Sukanto
Reksohadi Prodjo, T. Hani Handoko.1999. Organisasi Perusahaan Teori Struktur
dan Perilaku. Yogyakarta: BPFE.
Winardi. 2007. Manajemen
Perilaku Organisasi.Jakarta: Kencana.
Siagian,
Sondang.2004. Teori Pengembangan Organisasi. Jakarta:PT. Bumi Aksara.
Sopiah. 2008. Prilaku
Organisasi Nasional. Yogyakarta:Andi Offeset.
Kartini. 2009. Pemimpin
dan Kepemimpinan. Jakarta:PT.Raja Grafindo.
Wibowo. 2003. Perilaku
dalam Organisasi. Depok: PT. Raja Grafindo.
Label:Artikel
MAKALAH

Subscribe to:
Posts (Atom)