SAYA MOHON MAAF JIKA DI DALAM BLOG SAYA TERDAPAT KESALAHAN DAN KEKURANGAN DALAM MEYAMPAIKAN KARNA SAYA JUGA MANUSIA YANG TIDAK LEPAS DARI KESALAHAN BAGI PENGUNJUNG MOHON KRITIK DAN SARANNYA UNTUK SAYA

Monday, May 25, 2015

Arti dan Maksut dari Penelitian (METODELOGI PENELITIAN)


http://tulismenulis.com/wp-content/uploads/2015/03/CATATAN-HARIAN-SEORANG-PENELITI.jpg


Noun

1. pemeriksaan yg teliti; penyelidikan;
    source: kbbi3
2. kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yg dilakukan secara sistematis dan     objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan       prinsip-prinsip umum;

Penelitian Menrut Para Ahli
1. Suatu proses penyelidikan secara sistematis yang ditujukan pada penyediaan  informasi untuk             menyelesaikan masalah-masalah (Cooper & Emory, 1995)
2. Usaha yang secara sadar diarahkan untuk mengetahui atau mempelajari fakta-fakta  baru dan juga       sebagai penyaluran hasrat ingin tahu manusia (Suparmoko, 1991)
    Metode Penelitian adalah: Cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan  kegunaan             tertentu. Cara ilmiah = didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis.
 

* Rasional    = Penelitian dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal shg terjangkau  oleh penalaran    manusia.
* Empiris     = cara yang digunakan dapat diamati dengan indera manusia.
* Sistematis = proses penelitian menggunakan langkah-langkah yang bersifat logis. 

          Metode penelitian memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi masalah dan menghadapi tantangan lingkungan di mana pengambilan keputusan harus dilakukan dengan cepat. Ada dua faktor yang mendorong perhatian dalam pengambilan keputusan yang lebih ilmiah:
  1. Kebutuhan manajemen(kepala sekolah) akan informasi yang lebih banyak dan lebih baik, dan
  2. Tersedianya teknik dan peralatan yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan ini.
         Dalam dua dekade terakhir ini, kita telah menyaksikan perubahan-perubahan yang dramatis dalam lingkungan pendidikan. Bermula dari suatu peran  ekonomis yang historis, organisasi pendidikan telah berkembang sebagai tanggapan kepada mandat sosial dan politik dari kebijakan nasional  pendidikan seperti munculnya sekolah-sekolah Standar Nasional, Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional, Badan Hukum Pendidikan, dll.,  pertumbuhan teknologi  yang dahsyat, dan inovasi yang masih berlangsung terus di bidang komunikasi global. Perubahan-perubahan ini telah menciptakan kebutuhan akan pengetahuan baru bagi pimpinan sekolah. Kebutuhan akan pengetahuan lainnya timbul dari masalah yang timbul akibat kebijakan-kebijakan peendidikan, pasar  pendidikan yang diproteksi, transfer teknologi, dan isu-isu makro-pendidikan.
         Kecenderungan akan kompleksitas telah meningkatkan risiko yang berhubungan dengan pengambilan keputusan bisnis pendidikan dan mempunyai basis informasi yang kokoh menjadi semakin penting. Peningkatan kompleksitas berarti bahwa semakin banyak variabel yang harus diperhatikan. Persaingan pendidikan lebih ketat. Usaha-usaha bisnis pendidikan dibuat jadi lebih kontras satu sama lain  agar memperoleh keuntungan bersaing. Kaum stockholder , dan masyarakat umum memiliki informasi yang lebih baik dan lebih peka terhadap kepentingan diri. Pemerintah tetap berkepentingan dengan semua aspek pendidikan dalam masyarakat. Masing-masing faktor ini menuntut agar para manajer pendidikan memiliki informasi yang lebih banyak dan lebih baik sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.
Agar dapat berhasil dalam lingkungan yang demikian, Anda perlu dibekali dengan pengetahuan mengenai metode ilmiah dan cara memadukannya ke dalam pengambilan keputusan. Anda perlu tahu bagaimana mengenali penelitian yang baik dan bagaimana melaksanakannya. Tulisan  ini membahas kebutuhan-kebutuhan ini.
Dengan semakin rumitnya lingkungan bisnis pendidikan, maka semakin meningkat pula jumlah dan keampuhan dari peralatan untuk melaksanakan penelitian. Pengetahuan semakin bertambah luas di semua bidang pendidikan. Teori-teori yang dibangun sudah lebih baik. Komputer memberikan loncatan yang besar dalam kemampuan untuk menghadapi masalah-masalah. Teknik-teknik analisis kuantitatif yang baru memanfaatkan kemampuan ini. Komunikasi dan teknik-teknik pengukuran juga semakin luas. Kecenderungan-kecenderungan ini saling memperkuat satu dengan yang lain dan mempunyai dampak yang sangat besar terhadap penelitian pendidikan.
Jika perhatian utama Anda adalah pada aspek-aspek riset manajemen pendidikan, ada sekurang-kurangnya empat situasi yang akan menguntungkan Anda bilamana memiliki keterampilan penelitian. Pertama, seorang manajer pendidikan sering memerlukan lebih banyak informasi sebelum mengambil keputusan tertentu. Pilihan Anda terbatas jika tidak ada orang yang dapat didelegasikan akan tugas ini; Anda sengaja tidak mencari informasinya atau Anda berusaha mencarinya sendiri dengan tingkat keterampilan yang terbatas. Jelaslah pilihan mana yang lebih baik.
Kedua, Anda mungkin diminta melakukan suatu penelitian untuk tugas Anda. Kesempatan seperti ini biasanya cenderung terjadi di awal karir Anda; mungkin ini merupakan kesempatan bagi Anda untuk memberi kesan baik kepada atasan. Alasan ketiga, untuk memiliki keterampilan penelitian adalah bahwa mungkin Anda perlu membeli jasa penelitian dari orang-orang lain, atau setidak-tidaknya menilai apa yang dilakukan oleh orang lain. Jika Anda mengerti desain penelitian yang dipakai dan dapat menilai secara baik mutunya, maka mutu pengambilan keputusan Anda menjadi lebih baik.
Alasan keempat untuk mempelajari metode-metode penelitian adalah bahwa mungkin Anda bisa mendapat posisi sebagai seorang ahli dalam penelitian. Sebagai suatu fungsi yang dispesialisasikan, penelitian menawarkan kesempatan-kesempatan yang menarik, khususnya dalam analisis pendidikan, penelitian pemasaran pendidikan, dan penelitian operasi pendidikan. Juga tersedia kesempatan kerja untuk para peneliti di bidang yang lain.

         Pengetahuan manusia dimulai dari rasa ingin tahu manusia itu sendiri. Rasa ingin tahu ini sudah dimiliki manusia sejak kecil. Banyak cara untuk memuaskan rasa ingin tahu manusia. Anak yang belum dapat bertanya senang mencoba-coba hal yang tidak diketahuinya. Sebagai contoh, anak kecil senang memasukan barang-barang ke dalam mulutnya hanya untuk memuaskan rasa ingin tahunya. Di tahap selanjutnya anak-anak akan banyak bertanya contohnya “itu apa?”, “ini bagaimana?” itu hal yang lumrah dilewati oleh manusia untuk pengembangan diri. Rasa ingin tahu tersebut akan terpuaskan bila diperoleh pengetahuan yang dia pertanyakan dengan hal yang benar.

Pengetahuan dapat diperoleh kebenarannya dari dua pendekatan, yaitu pendekatan non-ilmiah dan ilmiah. Pada pendekatan non ilmiah ada beberapa pendekatan yakni akal sehat, intuisi, prasangka, penemuan dan coba-coba dan pikiran kritis.
  • Akal sehat 
        Menurut Conant yang dikutip Kerlinger (1973, h. 3) akal sehat adalah serangkaian konsep dan bagian konseptual yang memuaskan untuk penggunaan praktis bagi kemanusiaan. Konsep merupakan kata yang dinyatakan abstrak dan dapat digeneralisasikan kepada hal-hal yang khusus. Akal sehat ini dapat menunjukan hal yang benar, walaupun disisi lainnya dapat pula menyesatkan.
  • Intuisi
     Intuisi adalah penilaian terhadap suatu pengetahuan yang cukup cepat dan berjalan dengan sendirinya. Biasanya didapat dengan cepat tanpa melalui proses yang panjang tanpa disadari. Dalam pendekatan ini tidak terdapat hal yang sistemik.
  • Prasangka
      Pengetahuan yang dicapai secara akal sehat biasanya diikuti dengan kepentingan orang yang melakukannya kemudian membuat orang mengumumkan hal yang khusus menjadi terlalu luas. Dan menyebabkan akal sehat ini berubah menjadi sebuah prasangka.
  • Penemuan coba-coba
       Pengetahuan yang ditemukan dengan pendekatan ini tidak terkontrol dan tidak pasti. Diawali dengan usaha coba-coba atau dapat dikatakan trial and error. Dilakukan dengan tidak kesengajaan yang menghasilkan sebuah pengetahuan dan setiap cara pemecahan masalahnya tidak selalu sama. Sebagai contoh seorang anak yang mencoba meraba-raba dinding kemudian tidak sengaja menekan saklar lampu dan lampu itu menyala kemudian anak tersebut terperangah akan hal yang ditemukannya. Dan anak tersebut pun mengulangi hal yang tadi ia lakukan hingga ia mendapatkan jawaban yang pasti akan hal tersebut.
  • Pikiran Kritis
        Pikiran kritis ini biasa didapat dari orang yang sudah mengenyam pendidikan formal yang tinggi sehingga banyak dipercaya benar oleh orang lain, walaupun tidak semuanya benar karena pendapat tersebut tidak semuanya melalui percobaan yang pasti, terkadang pendapatnya hanya didapatkan melalui pikiran yang logis.
  • Pendekatan Ilmiah
Pendekatan ilmiah adalah pengetahuan yang didapatkan melalui percobaan yang terstruktur dan dikontrol oleh data-data empiris. Percobaan ini dibangun diatas teori-teori terdahulu sehingga ditemukan pembenaran-pembenaran atau perbaikan-perbaikan atas teori sebelumnya. Dan dapat diuji kembali oleh siapa saja yang ingin memastikan kebenarannya.

Dengan hal-hal diatas yang sudah disebutkan banyak diperoleh pengetahuan yang benar dibandingkan pada saat lampau yang masih percaya akan mitos-mitos dan legenda yang dibuat karena kurangnya sarana dan prasarana. Merasa beruntungkah kamu hidup di zaman modern seperti saat ini atas banyaknya pengetahuan yang cukup bahkan pasti mengenai kebenarannya ?

      Ilmu dalam bangunan metodologi ilmiah memiliki bebertapa unsur, ia menjadid bukti bahwa suatu pengetahuan menjadi sebuah ilmu. Unsur-unsur utama dari sebuah disiplin ilmu tersebut adalah:

1. Ontologi
Ontologi adalah suatu pembahasan tentang hakekat pengetahuan. Ontologi selalu membahas pertanyaan-pertanyaan yang mendalam atas sesuatu pengetahuan yang dibahas sampai pengetahuan tersebut memiliki keterangan yang jelas, apa yang ingin ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau dengan perkataan lain, sesuatu pengkajian mengenai teori tentang "ada". Adapun macam pertanyaan yang ada dalam ontologi tersebut diantaranya adalah: Objek apa yang ditelaah pengetahuan? Adakah objek tersebut? Bagaimana wujud hakikinya? Dapatkah objek tersebut diketahui oleh manusia dan bagaimanakah caranya?

2. Epistemologi
Epistemologi adalah suatu pembahasan mengenai metode yang digunakan untuk mendapatkan suatu pengetahuan. Adapun macam pertanyaan yang ada pada epistemologi diantaranya adalah: Bagaimana proses yang memungkinkan diperolehnya suatu pengetahuan? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan agar mendapatkan pengetahuan yang benar? Lalu benar itu sendiri apa? Kriterianya apa saja?

3. Aksiologi
Aksiologi adalah pembahasan mengenai nilai moral suatu pengetahuan. Aksiologi menjawab pertanyaan-pertanyaan yakni: Untuk apa pengetahuan itu digunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan pengetahuan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan objek yang di telaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan antara metode pengetahuan dengan norma-norma moral/profesional?

Sikap Ilmiah

          Sikap Ilmiah adalah suatu sikap yang menerima pendapat orang lain dengan baik dan benar yang tidak mengenal putus asa serta dengan ketekunan juga keterbukaan.  Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus ada pada diri seorang ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi persoalan-persoalan ilmiah untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan hasil yang baik pula.  Sikap ilmiah ini perlu dibiasakan dalam berbagai forum ilmiah, misalnya dalam seminar, diskusi, loka karya, sara sehan, dan penulisan karya ilmiah.

Metode Ilmiah didasari oleh adanya sikap ilmiah.  Sikap-sikap ilmiah tersebut meliputi :
      1.       Obyektif terhadap fakta. 
      2.       Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan bila belum cukup data yang mendukung kesimpulan          itu.
      3.       Berhati terbuka artinya menerima pandangan atau gagasan orang lain.
      4.       Tidak mencampur adukkan fakta dengan pendapat.
      5.       Bersikap hati-hati.
      6.       Sikap ingin menyelidiki atau keingintahuan (couriosity) yang tinggi.
      7.       Sikap menghargai karya orang lain.
      8.       Sikap tekun.
      9.       Sikap berani mempertahankan kebenaran.
     10.   Sikap menjangkau ke depan.

      Didalam melakukan penelitian atau pengamatan tidak terlepas dari kegiatan atau eksperimen.  Eksperimen sangat menarik, tetapi sekaligus membahayakan.  Untuk itu, kita perlu mempunyai sikap dalam melakukan pengamatan supaya dalam bereksperimen dapat berjalan dengan baik.


Daftar Pustaka  :
      -          Novianti, Herlins. 2012. “Pengertian Sikap Ilmiah”. Dalam http://herlinsnovianti.blogspot.com/2012/11/sikap-ilmiah-pengertian.html .

      -          Karlina, Alita Linjzia., dkk. 2013. “Makalah Metode Ilmiah, Sikap Ilmiah dan Langkah-Langkah Operasional Metode Ilmiah”. Dalam  http://deskamudina.blogspot.com/2013/02/makalah-metode-ilmiah-sikap-ilmiah_12.html .

      -          Dzulfikar, Shofi. 2013. “Pengertian Metode Ilmiah, Tujuan Memperlajari Metode Penulisan Ilmiah, Sikap Ilmiah dan Langkah-Langkah Pelaksanaan PI”. Dalam  http://shofidzulfikar41.blogspot.com/2013/05/pengertian-metode-ilmiah-tujuan.html .

      -          Siska. 2012. “Pengertiang Sikap Ilmiah dan Metode Ilmiah”.  Dalam http://matakristal.com/pengertian-sikap-ilmiah-dan-metode-ilmiah/ .

      -          Stefy, Inda Wahyuni. 2013. “Sikap-Sikap Ilmiah”.  Dalam http://indayani010.blogspot.com/2013/03/sikap-sikap-ilmiah.html .

Friday, May 22, 2015

KOMUNIKASI ORGANISASI



KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan karunianya lah kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI. Terimakasih kami ucapkan kepada dosen pengampu komunikasi organisasi karena dengan bimbingannya jugalah kami dapat membuat makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah yang kami tulis masih jauh dari sempurna untuk itu kami membutuhkan kritik dan saran yang membangun untuk pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah yang kami buat bermanfaat bagi pembaca, dan atas perhatian kami ucapkan terimakasih.

                                                                                                Pekanbaru, Mei 2015
                                                                                   
                                                                                                          penulis



           



Komunikasi Organisasi

                                                         

  
DAFTAR ISI


 
KATA PENGANTAR.......................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................ii
BAB I
Pendahuluan.....................................................................................iii
a.       Latar belakang...............................................................iii
b.      Tujuan............................................................................iii
c.       Rumusan masalah..........................................................iii
BAB II
Pembahasan
A.    Defenisi Iklim Organisasi.............................................1
B.     Defenisi Iklim Komunikasi...........................................2
C.     Kepuasan Komunikasi Organisasi................................3
BAB III
Penutup
a.       Kesimpulan..................................................................5
Daftar Pustaka................................................................................6






                                                                                                                       
BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Untuk dapat menciptakan iklim komunikasi dan organisasi yang baik perlu memahami kedua hal tersebut serta keadaan karyawan. Pada makalah ini akan dibicarakan mengenai pengertian iklim organisasi, iklim komunikasi, kepuasan komunikasi organisasi, iklim komunikasi organisasi dan kepuasan kerja serta implikasi iklim komunikasi untuk pengembangan karier.

B.     Tujuian
Makalah ini bertujuan untuk membantu mahasiswa dan pembaca agar mengetahui apa yang dimaksud dengan iklim komunikasi organisasi dan dapat membantu proses pembelajaran serta bisa dijadikan sebagai bahan diskusi.

C.     Rumusan masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan iklim organisasi itu?
2.      Apa yang dimaksud dengan iklim komunikasi?
3.      Dan apa saja kepuasan komunikasi organisasi?









                                                                   BAB II
                                                              
PEMBAHASAN

Iklim Komunikasi Organisasi
Iklim komunikasi dan organisasi merupakan hal yang perlu menjadi perhatian seorang pemimpin organisasi karena faktor tersebut banyak sedikitnya ikut mempengaruhi kepada tingkah laku karyawan. Untuk dapat menciptakan iklim komunikasi dan organisasi yang baik perlu memahami kedua hal tersebut serta keadaan karyawan. Pada makalah ini akan dibicarakan mengenai pengertian iklim organisasi, iklim komunikasi, kepuasan komunikasi organisasi, iklim komunikasi organisasi dan kepuasan kerja serta implikasi iklim komunikasi untuk pengembangan karier.
A.     Defenisi Iklim Organisasi
Konsep mengenai iklim organisasi telah mendapat perhatian kira-kira 30 tahun yang lalu tetapi sampai sekarang belum ada kesepakatan para ahli tentang itu. Telah banyak usaha yang telah dilakukan untuk memisahkan, menerangkan, dan menetukan tempatkonsepsi ini dalam teori organisasi. Bermacam defenisi dikemukakan dalam literatur mengenai iklim organisasi diantaranya seperti apa yang dikemukakan oleh Taiguri (1968) yang mengatakan iklim organisasi adalah kualitas yang relatif abadi dari lingkungan internal organisasi yang dialami oleh anggota-anggotanya, mempengaruhi tingkah laku mereka serta dapat diuraikan dalam istilah nilai-nilai suatu set karakteristik tertentu dari lingkungan.
Payne dan Pugh (1976) mendefenisikan iklim organisasi sebagai suatu konsep yang merefleksikan isi dan kekuatan dari nilai-nilai umum, norma, sikap, tingkah laku dan perasaan anggota terhadap suatu sistem sosial. Selanjutnya Litwin dan Stringer (1968) memberikan dimensi iklim organisasi sebagai berikut:
1.      Rasa tanggung jawab
2.      Standar atau harapan tentang kualitas pekerjaan
3.      Ganjaran atau reward
4.      Rasa persaudaraan
5.      Semangat tim
Kemudian Hillriger dan Slocum (Jablin, 1987) mengemukakan defenisi iklim organisasi dengan mempertimbangkan subsisttem dalam organisasi. Mereka mengatakan iklim organisasi adalah suatu set atribut organisasi dan subsistemnya yang dapat dirasakan oleh anggota organisasi, yang mungkin disebabkan oleh cara-cara organisasi atau subsistem, terhadap anggota dan lingkungannya.
                                                                                                                                    1
Dari defenisi-defenisi yang telah dikemukakan di atas, kelihatan bahwa para ahli belum sepakat tentang konsep iklim organisasi ini, tetapi walaupun demikian sudah ada kesepakatan umum mengenai atributnya tetapi juga ada hal-hal yang disepakati dan tidak disepakati menurut Tompkins (1985) adalah sebagai berikut:
1.      Ada konsensus bahwa iklim organisasi adalah suatu konsep yang masih menjadi konsep pembicaraan para ahli mengenai sifat yang dipunyai sistem secara keseluruhan atau organisasi secara keseluruhan atau submit organisasi.
2.      Juga ada persetujuan bahwa iklim lebih bersifat deskriftif daripada afektif atau evaluatif
3.      Juga diterima secara umum bahwa iklim timbul dari dan diperkuat oleh praktek organisasi yang mungkin terbatas pada aktifitas yang sistematis dan yang telah menjadi kebiasaan yang mendalam, serta penting oleh organisasi atau anggotanya
4.      Ada ketidak sepakatan mengenai bagaimana iklim itu secara umum
5.      Juga diperdebatkan apakah iklim itu konsep yang objektif atau subjektif
6.      Diperkirakan bahwa iklim organisasi mempengaruhi tingkah laku anggota organisasi
7.      Iklim juga mempunyai pertalian dengan kultur organisasi. Beberapa pengarang menyatakan bahwa iklim adalah suatu pengganti yang lebih bersifat empiris bagi istilah kultur

B.     Defenisi Iklim Komunikasi
Ada hubungan yang sirkuler antara iklim organiosasi dan iklim komunikasi. Tingkah laku komunikasi mengarahkan pada perkembangan iklim, diantaranya iklim organisasi. Iklim organisasi dipengaruhi oleh bermacam-macam cara anggota organisasi bertingkah laku dan berkomuniikasi. Iklim komunikasi yang penuh persaudaraan mendorong para anggota organisasi berkomunikasi secara terbuka, rileks, ramah tamah denggan anggota yang lain. Sedangkan iklim yang negatif menjadikan anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa persaudaraan.
Penelitian yang dilakukan Redding menunjukkan bahwa iklim komunikasi lebih luas dari persepsi karyawan terhadap kualitas hubungan dan komunikasi dalam organisasi serta tingkat pengaruh dan keterlibatan. Redding (Goldhaber, 1986) mengemukakan lima dimensi penting dari iklim komunikasi tersebut:
1.      “Suportiveness” atau bawahan mengamati hubungan komunikasi mereka dengan atasan membantu mereka membangun dan menjaga perasaan diri berharga dan penting
2.      Partisipasi membuat keputusan
3.      Kepercayaan, dapat dipercaya dan dapat menyimpan rahasia
4.      Keterbukaan dan keterusterangan
2
5.      Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja dikomunikasikan dengan jelas kepada angggota organisasi
Gibb menegaskan bahwa tingkah laku komunikasi tertentu dari anggota organisasi mengarahkan kepada iklim supportiveness. Diantara tingkah laku tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Deskripsi, anggota organisasi memfokuskan pesan mereka kepada kejadian yang dapat diamati dari pada evaluasi secara subjektif atau emosional
2.      Orientasi masalah, anggota organisasi memfokuskan komunikasi mereka pada pemecahan kesulitan mereka secara bersama
3.      Spontanitas, anggota organisasi berkomunikasi dengan sopan dalam berespons terhadap sesuatu yang terjadi
4.      “Emphati” anggota organisasi memperlihatkan perhatian dan pengertian terhadap anggota lainnya
5.      Kesamaan, anggota organisasi memperlakukan anggota lain sebagai teman dan tidak menekankan kepada kedudukan dan kekuasaan
6.      “Provisionalism” anggota organisasi bersifat fleksibel dan menyesuaikan diri pada situasi komunikasi yang berbeda-beda
Selanjutnya Denis (1975) iklim komunikasi sebagai kualitas pengalaman yang bersifat objektif mengenai lingkungan internal organisasi, yang mencakup persepsi anggota organisasi terhadap pesan dan hubungan pesan  dengan kejadian yang terjadi di dalam organisasi. Yang menjadi pokok persoalan utama dari iklim komunikasi adalah hal-hal berikut:
1.      Persepsi mengenai sunber komunikasi dan hubungannya dalam organisasi.
2.      Persepsi mengenai tersedianya informasi bagi anggota organisasi
3.      Persepsi mengenai organisasi itu sendiri

C.     Kepuasan Organisasi Komunikasi
Yang dimaksud dengan istilah kepuasan komunikasi organisasi menurut Redding (Pace, 1989) adalah semua tingkat kepuasanseorang karyawan mempersepsikan lingkungan komunikasi secara keseluruhan. Konsep kepuasan ini memperkaya ide iklim komunikasi. Iklim mencakup kepuasan anggota terhadap informasi yang tersedia. Kepuasan dalam pengertian ini menunjukkan kepada bagaimana baiknya informasi yang tersedia memenuhi persyaratan permintaan anggota organisasi akan tuntutan bagi informasi, dari siapa datangnya, cara disebarluaskan, bagaimana diterima, diproses dan apa respon orang yang menerima.

                                                                                                                                    3         
Hal yang banyak memberikan sumbangan kepada kepuasan dalam organisasi belum diidentifikasi semua tetapi pekerjaan Wiio (1978), Down dan Hazen dan Beckstrom (1980) menyarankan beberapa dimensi. Mereka menyusun suatu angket untuk mengukur 10 dari
faktor kepuasan komunikasi organisasi karyyawan dalam organisasi yang telah dipegang oleh peneliti terdahulu. Kepuasan dari komunikasi muncul dari kombinasi faktor-faktor berikut:
1.      Kepuasan dengan pekerjaan. Ini mencakup dengan hal-hal yang berkenaan dengan pembayaran, keuntungan, naik pangkat, pekerjaan itu sendiri.
2.      Kepuasan dengan ketepatan informasi. Faktor ini mencakup tentang faktor kepuasan dengan informasi, kebijaksanaan, teknik-teknik baru, perubahan administratif dan staf, rencana masa datang dan penampilan pribadi. Kelihatannya kepuasan dengan ketepatan informasi yang diterima penting bagi konsep kepuasan komunikasi organisasi
3.      Kepuasan dengan kemampuan seseorang yang menyarankan penyempurnaan. Faktor ini mencakup hal-hal sebagai tempat di mana komunikasi seharusnya disempurnakan, pemberitahuan mengennai perubahan untuk tujuan penyempurnaan dan strategi khusus yang digunakan dalam membuat perubahan. Kepuasan dengan bermacam-macam perubahan yang dibuat, bagaimana pperubahan itu dibuat dan diinformasikan, kelihatannya mempunyai hubungan dengan kepuasan komunikasi organisasi
4.      Kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi. Faktor ini mencakup melaui mana komunikasi disebarluaskan dalam organisasi, mencakup peralatan, buletin, memo, materi tulisan. Kepuasan komunikasi tampaknya berhubungan dengan pandangan orang mengenai berapa efisiennya media untuk menyebarkan informasi dalam organisasi
5.      Kepuasan dengan kualitas media. Yang berhubungan dengan faktor ini berapa baiknya mutu tulisan, nilai informasi yang diterima, keseimbangan informasi yang tersedia dan ketepatan informasi yang datang.
6.      Kepuasan dengan cara komunikasi teman sekerja. Faktor ini mencakup komunikasi horizontal, informal dan tingkat kepuasan yang timbul dari diskusi masalah dan mendapatkan informasi dan teman sekerja. Kepuasan dengan komunikasi berhubungan dengan hubungan yang memuaskan dengan teman sekerja
7.      Kepuasan dengan keterlibatan dalam komunikasi organisasi sebagai suatu kesatuan. Faktor ini mencakup hal-hal keterlibatan hubungan dengan organisasi, dukungan atau bantuan dari organisasi dan informasi dari organisasi. Kelihatan bahwa rasa puas dalam komunikasi organisasi dipengaruhi oleh aspek-aspe organisasi seperti dipercaya, sokongan dan tujuan kinerja yang tinggi.

4
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Iklim organisasi adalah kualitas yang relatif abadi dari lingkungan internal organisasi yang dialami oleh anggota-anggotanya, mempengaruhi tingkah laku mereka serta dapat diuraikan dalam istilah nilai-nilai suatu set karakteristik tertentu dari lingkungan. Sedangkan Iklim komunikasi lebih luas dari persepsi karyawan terhadap kualitas hubungan dan komunikasi dalam organisasi serta tingkat pengaruh dan keterlibatan.
Yang dimaksud dengan istilah kepuasan komunikasi organisasi menurut Redding (Pace, 1989) adalah semua tingkat kepuasanseorang karyawan mempersepsikan lingkungan komunikasi secara keseluruhan. Konsep kepuasan ini memperkaya ide iklim komunikasi. Iklim mencakup kepuasan anggota terhadap informasi yang tersedia. Kepuasan dalam pengertian ini menunjukkan kepada bagaimana baiknya informasi yang tersedia memenuhi persyaratan permintaan anggota organisasi akan tuntutan bagi informasi, dari siapa datangnya, cara disebarluaskan, bagaimana diterima, diproses dan apa respon orang yang menerima.








                                                                                                                                       
DAFTAR PUSTAKA
 Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi.  Bumi Aksara:  Jakarta
























                                                                                                                                          6