SAYA MOHON MAAF JIKA DI DALAM BLOG SAYA TERDAPAT KESALAHAN DAN KEKURANGAN DALAM MEYAMPAIKAN KARNA SAYA JUGA MANUSIA YANG TIDAK LEPAS DARI KESALAHAN BAGI PENGUNJUNG MOHON KRITIK DAN SARANNYA UNTUK SAYA

Monday, April 27, 2015

Lemahnya sikap cemburu



Lemahnya sikap cemburu

Ibnul Qayyim mengatakan, “Pokok agama ini adalah ghirah (kecemburuan), maka siapa yang tidak memiliki ghirah berarti ia tidak memiliki agama. Ghirah ini akan melindungi hati sehingga terlindungi pula anggota badan lainnya, tertolaklah dengannya segala perbuatan jelek dan keji. Sementara, ketiadaan ghirah menyebabkan hati mati hingga anggota badan lainnya pun ikut mati. Akibatnya, tidak ada penolakan terhadap perbuatan jelek dan keji.” (Ad-Da` wad Dawa’, hlm. 109–110)
“Tenggelam dalam lumpur dosa termasuk salah satu sebab padamnya api ghirah di dalam hati. Hal ini merupakan hukuman atas dosa yang diperbuat.” (Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah, Ad-Da` wad Dawa’, hlm. 106)
Sesungguhnya salah satu penyebab utama yang bisa menjerumuskan ke dalam perbuatan zina ini adalah lemahnya sikap cemburu dalam diri sebagian lelaki terhadap orang-orang yang menjadi mahramnya. Karena itulah, kita akan melihat salah seorang dari mereka menunggu di dalam mobilnya, sementara istrinya atau pun saudari-saudari yang merupakan mahramnya turun dan pergi menuju pasar atau ke toko-toko seorang diri.; sendirian tanpa ditemani oleh mahramnya, dan berlama-lama di tempat tersebut. Di sisi lain, suaminya, ayahnya, atau kakak laki-lakinya yang merupakan mahramnya tidak mengetahui keberadaan mereka dan tindak-tanduk yang sedang mereka lakukan. Wallahu a’lam.
Bukan berarti kita tidak memercayai mereka atau ingin ikut campur dengan urusan mereka. Akan tetapi, nasihat ini disampaikan dalam rangka melaksanakan perintah Allah Ta’ala dan Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu menjaga kehormatan para wanita dan menutup segala pintu setan.
Dalam agama yang mulia ini, seorang suami dituntut memiliki ghirah atau rasa cemburu kepada istrinya, sehingga ia tidak menjerumuskan istrinya kepada perkara yang mengikis rasa malu dan mengeluarkannya dari kemuliaan.
Sesungguhnya dunia ini manis dan hijau. Allah menjadikan kalian sebagai pengatur di dalamnya secara turun temurun, lalu Dia melihat cara kalian bersikap. Oleh sebab itu, berhati-hatilah dari dunia dan berhati-hatilah dari wanita karena awal bencana yang menimpa Bani Israil adalah karena wanitanya.” (Hadits shahih; diriwayatkan oleh Muslim, no. 2742)
Sa‘ad bin ‘Ubadah radhiallahu ‘anhu berkata, “Sekiranya aku melihat seorang pria bersama istriku, niscaya aku akan menebasnya dengan pedang, tanpa peduli lagi!”
Hal ini kemudian sampai kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda, “Apakah kalian heran dengan kecemburuan Sa’ad? Demi Allah, aku lebih cemburu daripadanya dan Allah lebih cemburu daripadaku. Disebabkan oleh kecemburuan Allah, Dia mengharamkan perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang tampak maupun yang tersembunyi.” (H.r. Al-Bukhari, no. 6454; Muslim, no. 2760)
Wahai para lelaki muslim, ada sebuah kisah di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang membuat saya berpikir, apakah di zaman sekarang ini ada seorang suami yang benar-benar merasa cemburu kepada istrinya?
Asma bintu Abi Bakar Ash-Shiddiq radhiallahu ‘anha bertutur tentang dirinya dan kecemburuan suaminya, “Az-Zubair menikahiku dalam keadaan ia tidak memiliki harta dan tidak memiliki budak. Ia tidak memiliki apa pun kecuali hanya seekor unta dan seekor kuda. Akulah yang memberi makan dan minum kudanya. Aku yang menimbakan air untuknya dan mengadon tepung untuk membuat kue. Aku tidak pandai membuat kue sehingga tetangga-tetanggaku dari kalangan Anshar-lah yang membuatkannya; mereka adalah wanita-wanita yang jujur. Aku yang memikul biji-bijian di atas kepalaku dari tanah milik Az-Zubair yang diserahkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai bagiannya; jarak tempat tinggalku dengan tanah tersebut adalah 2/3 farsakh. Suatu hari, aku datang dari tanah Az-Zubair dengan memikul biji-bijian di atas kepalaku, kemudian aku bertemu dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta sekelompok orang dari kalangan Anshar. Beliau memanggilku, kemudian menderumkan untanya untuk memboncengkan aku di belakangnya. Namun, aku malu untuk berjalan bersama para lelaki dan aku teringat dengan Az-Zubair dan kecemburuannya, sementara dia adalah orang yang sangat pencemburu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengetahui bahwa aku malu maka beliau pun berlalu. Aku kembali berjalan hingga menemui Az-Zubair. Lalu kuceritakan padanya, ‘Tadi aku berjumpa dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam keadaan aku sedang memikul biji-bijian di atas kepalaku. Ketika itu, beliau disertai beberapa orang shahabatnya. Beliau menderumkan untanya agar aku dapat menaikinya, namun aku malu dan aku tahu kecemburuanmu.’” (Hadits shahih; diriwayatkan oleh Al-Bukhari, no. 5224; Muslim, no. 2182)
Lihatlah wahai para lelaki muslim, bagaimana balutan kecemburuan Az-Zubair terhadap Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam ketika istrinya akan berjalan bersama para lelaki untuk memboncengkannya dikarenakan istri Az-Zubair memikul biji-bijian di atas kepalanya! Bandingkan dengan zaman sekarang ini; para lelaki hanya bersikap biasa saja kala wanita yang menjadi mahram mereka tengah asyik berbicara atau bertemu dengan lelaki yang bukan mahram mereka.
Juga terdapat sebuah syair yang membuat saya merasa kagum dengan kecemburuan seorang shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kayu siwak. Semoga kenikmatan selalu dilimpahkan kepada ‘Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu; beliau pernah melihat Fathimah radhiallahu ‘anha (istrinya) bersiwak, maka ia cemburu kepadanya jika siwak itu menyentuh mulut Fathimah. Lalu ia bersenandung dengan syair,
Wahai kayu siwak,
Engkau sungguh beruntung
Bisa menyentuh mulutnya
Dan engkau tidak merasa takut
Tatkala aku melihatmu

Andai aku orang yang ahli berperang
Pastilah engkau telah kubunuh
Namun aku tak miliki siwak
Selain hanya engkau yang kumiliki.

(Lihat Shalahul Ummah fii ‘Uluwwil Himmah, jilid 5; secara ringkas)
Semoga Allah meridhai mereka semua ….

No comments:

Post a Comment