SAYA MOHON MAAF JIKA DI DALAM BLOG SAYA TERDAPAT KESALAHAN DAN KEKURANGAN DALAM MEYAMPAIKAN KARNA SAYA JUGA MANUSIA YANG TIDAK LEPAS DARI KESALAHAN BAGI PENGUNJUNG MOHON KRITIK DAN SARANNYA UNTUK SAYA

Monday, April 27, 2015

HUKUM Mendengar musik dan nyanyian



Mendengar musik dan nyanyian

Syekhul Islam rahimahullah berkata, “Nyanyian dan musik adalah mantra pembangkit zina karena dialah faktor paling utama yang menyebabkan manusia terjatuh ke dalam perbuatan keji. Sungguh, laki-laki, anak-anak, dan wanita atau seseorang itu sangat menjaga diri, tetapi setelah mendengar musik, ia tidak mampu mengendalikan diri dan mudah berbuat kekejian serta condong kepadanya, baik sebagai subjek atau objek, sebagaimana yang terjadi di kalangan para pecandu khamr.” (Ibnu Taimiyyah, Majmu’ Fatawa, 10:417–418)

Ibnu Qayyim rahimahullah berkata, “Di antara bentuk tipu daya musuh Allah Ta’ala dan perangkapnya yang menipu orang-orang yang memiliki sedikit ilmu, akal, atau agama,  serta bisa menjerat hati orang-orang yang bodoh dan selalu berbuat kesalahan, yaitu mendengarkan siulan, tepuk tangan, dan nyanyian yang diiringi dengan alat-alat yang diharamkan, yang akan menyebabkan seseorang selalu berada di atas kefasikan dan perbuatan maksiat. Itulah al-qur’an (bacaan, ed.) milik setan, sekaligus menjadi hijab (tabir) yang tebal dari Ar-Rahman (Allah Ta’ala yang Maha Pengasih). Al-qur’an milik setan itu sangat erat hubungannya dengan perbuatan liwath (homoseks) dan zina. Dengan menggunakan itu, setan dapat menipu dan memperdaya jiwa-jiwa yang berdosa serta menganggap baik perbuatan ini, menjadikannya sebagai tipuan syaithan. Setan juga membisikkan syubhat-syubhat (hal-hal yang menjurus kepada perkara haram) yang batil, sehingga bisikan-bisikan itu diterima, serta menyebabkan Alquran (yang merupakan wahyu dari Allah, red.) ditinggalkannya.” (Lihat Ighatsatul Lahafan, 1:232)

Abu Malik Al-Asy’ari berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh akan ada sekelompok manusia dari umatku yang meminum khamr, mereka memberi nama dengan bukan namanya, mereka berdendang diiringi musik dan para biduanita, Allah Ta’ala menenggelamkan mereka ke dalam bumi, dan Allah Ta’ala mengubah (beberapa orang) di antara mereka menjadi monyet dan babi.” (Hadits shahih; diriwayatkan Imam Ahmad, 1:290; Abu Daud, no. 3988; Ibnu Majah, no. 4020)

Ibnu Qayyim rahimahullah berkata bahwa menurut sebagian ulama, jika hati sudah terbiasa dengan kebiasaan menipu, makar, dan kefasikan, serta terwarnai dengan sifat keburukan secara lengkap maka pelakunya akan bertingkah laku seperti hewan kera dan babi. (Ibnul Qayyim, Ighatsatul Lahafan, hlm. 269)

Karenanya, wahai para pemuda-pemudi, berhati-hati terhadap salah satu penyakit akhlak yang berbahaya, yaitu menyenangi nyanyian atau tarian, dengan berbagai cara dan sarana yang mengakibatkan banyak pemuda-pemudi tergila-gila.

Jika seseorang yang tidak sedang dilanda asmara mendengarkan nyanyian, hatinya akan bergejolak. Lirik-lirik lagu akan membuat pikirannya membayangkan hal-hal yang tidak seharusnya dia bayangkan dalam benaknya. Lalu bagaimana dengan seorang yang sedang terfitnah atau dilanda mabuk asmara? Bukankah lirik-lirik lagu akan semakin membuatnya gila dengan asmara?

Maka waspadalah dan berhati-hatilah terhadap suara-suara setan tersebut. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

وَمِنَ النَّاسِ مَن يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَن سَبِيلِ اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُواً أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُّهِينٌ

Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan, dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.” (Q.s. Luqman: 6)

No comments:

Post a Comment